Digali Pakai Bor Raksasa, Terowongan Tol Sumbar Adopsi Teknologi Canggih Mirip MRT Jakarta
Bor raksasa yang digunakan untuk menggali terowongan MRT ini juga akan digunakan untuk menggali Bukit Barisan yang akan dilintasi proyek Tol Padang-Pekanbaru-Foto: Dok. Instagram @mrtjkt -
SUMBAR, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Jika nanti jadi dibangun, terowongan Tol Sumbar di Seksi Payakumbuh-Pangkalan akan digali pakai bor raksasa, adopsi teknologi canggih mirip pekerjaan Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta.
Kementerian PUPR dalam keterangan resminya yang dikutip Jambi Ekspres Jumat (21/7/2023) menerangkan, pembangunan terowongan di ruas tol Padang-Pekanbaru ini akan menggunakan teknologi paling modern dalam dunia kontruksi terowongan di dunia.
Dimana metode ini di Indonesia telah lebih dulu digunakan dalam proyek MRT Jakarta. Metode itu sering disebut dengan New Austrian Tunneling Methods (NATM) dan metode Tunneling Boring Machine (TBM).
Menggunakan metode ini, pekerjaan mesin bor penggali terowongan yang ukurannya jumbo dan raksasa itu bisa dipantau secara canggih dengan mengoptimalkan berbagai teknik penguatan dinding.
Bukit Barisan yang merupakan pegunungan berbatu, sangat cocok ditembus menggunakan teknologi ini.
Bor raksasa yang canggih itu akan melobangi jalur Tol Sumbar dengan tingkat keamanan yang sangat baik dan mencegah resiko longsor saat pekerjaan berlangsung.
Bor itu bekerja dengan tetap memperhatikan perilaku massa batuan di bawah beban dan memantau kinerja konstruksi bawah tanah selama konstruksi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan saat acara Seminar To Introduce Tunnel Planning and Technology yang diselenggarakan PUPR dan JICA, sebenarnya infrastruktur terowongan tidaklah pekerjaan dan teknologi baru di Indonesia.
Indonesia cukup berpengalaman untuk urusan terowongan dan sudah diterapkan pada pembangunan bendungan berupa saluran pengelak.
BACA JUGA:100 Tahun Lalu Jepang Diam-diam Gali Lobang di Gunung Pangilun, Sekarang Bersiap Gali Terowongan Tol Sumbar
Meski terowongan bidang jalan kata Basuki memang agak terlambat namun ini telah dikerjakan pada ruas Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dengan panjang 472 meter dan diameter 14 meter.
Hanya saja, biaya yang dibutuhkan tentu tidak sedikit.
Khusus di proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Padang-Pekanbaru ini, akan ada tiga terowongan yang akan dibangun tepatnya di seksi Tol payakumbuh-Pangkalan.
Untuk tiga terowongan itu membutuhkan nilai investasi sekitar Rp9 Triliun.
Siapa yang akan menjadi investornya? Yaitu Jepang melalui JICA (Japan International Cooperation Agency).
BACA JUGA:HKI Bangun Jembatan Sungai Pertama di Ruas Tol Sumbar, Ngeri Banyak Buayanya
BACA JUGA:Beda Nasib Penerima Ganti Rugi Lahan Tol Sumbar dan Jambi Jomplang 360 Derajat
BACA JUGA:Diminta Stop Investasi di Sumbar, Rupanya Jepang Tetap Lanjut Bangun Tol Padang-Pekanbaru
JICA adalah Badan Kerja Sama Internasional Jepan, dimana JICA merupakan sebuah lembaga yang didirikan oleh pemerintah Jepang khusus untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Ruas jalan tol Padang-Pekanbaru sepanjang 254,8 km totalnya membutuhkan nilai investasi Rp 80,41 Triliun.
Dimana terowongan akan dibangun? Tepatnya di Kabupaten Limapuluh Kota di daerah Payakumbuh.
Senior Representatif JICA Perwakilan Indonesia, Shigeo Honzu juga telah melakukan kunjungan dan melakukan pertemuan dengan Safaruddin Datuk Bandaro Rajo, Bupati Limapuluh Kota di Kantor Bupati.
Shigeo Honzu dalam pertemuan itu mengatakan, pihak JICA datang langsung ke Limapuluh Kota untuk menyampaikan persiapan pembangunan Tol Padang-Pekanbaru seksi Tol Payakumbuh-Pangkalan.
BACA JUGA:Siap-siap! Tol Riau 15 Km Lagi Menyentuh Tanah Sumbar, Progresnya Sangat Wow
BACA JUGA:Terowongan Bawah Laut IKN Lebih Murah Dibanding Terowongan Tol Sumbar, Intip Bedanya
“Setelah empat tahun tertunda, saat ini langkahnya baru persiapan, sekaligus mengkaji sejumlah aspek,” ujar Shigeo Honzu dikutip Jambi Ekspres dari Padang Ekspres.
Aspek yang akan dikaji pihak JICA salah satunya adalah aspek lingkungan pada tol Payakumbuh-Pangkalan khususnya pada Paket 2 dan Paket 3 yang rencananya akan dibangun JICA. Paket 2 dan Paket 3 ini melintasi wilayah Sarilamak-Pangkalan sepanjang 41 Km.
Tim Jepang ini berkunjung selama dua hari, selain melakukan rapat kesiapan pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru seksi Payakumbuh-Pangkalan, juga untuk melakukan kunjungan ke lapangan. (dpc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: