Terowongan Bawah Laut IKN Lebih Murah Dibanding Terowongan Tol Sumbar, Intip Bedanya

Terowongan Bawah Laut IKN Lebih Murah Dibanding Terowongan Tol Sumbar, Intip Bedanya

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Ternyata biaya kontruksi terowongan bawah laut Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang akan dibangun sebentar lagi, lebih murah dibanding terowongan Tol Sumbar.

Perbedaan mencolok antara terowongan bawah laut IKN dan Tol Sumbar adalah investor dan ukurannya.

terowongan Bawah Laut IKN

terowongan bawah laut IKN melibatkan investor dari Korea Selatan, sementara terowongan Tol Sumbar melibatkan investor dari Jepang.

terowongan bawah laut IKN merupakan bagian dari proyek jalan Tol IKN yang akan menghubungkan IKN dengan Tol Balikpapan-Samarinda.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian dalam keterangannya mengatakan, terowongan ini nantinya akan berada di segmen 4 Tol IKN dengan Panjang 1,5 kilometer.

terowongan akan berada pada kedalaman 40 meter dengan lebar sekitar 22 meter.

Berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun terowongan ini, Kata Hedy diperkirakan mencapai Rp3 Triliun.

Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR, Danis H Sumadilaga mengatakan, terowongan bawah laut IKN dibangun agar kelestarian alam laut di sekitarnya tetap terjaga.

Jika dibangun struktur jembatan atas laut, maka berpotensi mengganggu dan mengubah morfologi lingkungan di sekitar Selat Balikpapan.

Dengan membangun terowongan ini, pemerintah kata Danis memiliki misi ingin melindungi flora dan fauna serta endemik dan bekantan yang ada di Selat Balikpapan.

terowongan Tol Sumbar

Sama halnya dengan terowongan IKN, terowongan Tol Sumbar juga merupakan bagian dari ruas Tol Padang-Pekanbaru.

Tol Sumbar nantinya akan dibangun di seksi Payakumbuh-Pangkalan.

Jika di IKN terowongan melewati bawah laut, di Sumbar terowongan akan menembus perut Bukit Barisan.

Melibatkan investor dari Jepang, di Sumbar akan dibangun tiga terowongan yang menelan biaya mencapai Rp9 Triliun.

BACA JUGA:HKI Bangun Jembatan Sungai Pertama di Ruas Tol Sumbar, Ngeri Banyak Buayanya

BACA JUGA:Digali Pakai Bor Raksasa, Terowongan Tol Sumbar Adopsi Teknologi Canggih Mirip MRT Jakarta


Teknologi Terowongan IKN dan Tol Sumbar

Proses pembangunan terowongan bawah laut tol IKN akan menggunakan teknologi immersed tunnel.

Teknologi ini telah lebih dulu diterapkan di pembangunan terowongan Fehmarn di Eropa dan juga terowongan Geoje Busan di Korea Selatan.

Itu sebabnya, dalam studi analisis dan basic designya akan ikut melibatkan Korea Selatan. Bahkan hal ini juga telah dibahas saat kunjungan Presiden Jokowi ke Korsel pada Juni tahun 2022 lalu.

BACA JUGA:Terkuak Ini Alasan Jokowi Dahulukan Bangun Tol Taba Penanjung-Bengkulu Bukan Seksi Lain

“Studi kelayakan dan basic desainnya sedang diselesaikan Dirjen Bina Marga,” jelas Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR, Danis H Sumadilaga.

Setelah studi kelayakan dan basic desain rampung maka pembangunannya bisa langsung dimulai sehingga 2024 Tol Balikpapan-IKN bisa tersambung dan terowongan bawah laut ini juga telah bisa digunakan.

Sementara itu, pembangunan terowongan di ruas tol Padang-Pekanbaru akan menggunakan  dua metode.

Pertama metode  New Austrian Tunneling Methods (NATM) dan  Metode Tunneling Boring Machine (TBM) yang juga diterapkan dalam pembangunan ruas Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta.

Menurut Badan Pengelola Jalan Tol, NATM merupakan metode modern terowongan, dimana desain dan konstruksi menerapkan pemantauan canggih guna mengoptimalkan berbagai teknik penguatan dinding berbasis pada jenis batuan yang ada  daerah pegunungan yang ditemui saat penerowongan berlangsung.

NATM menggunakan prinsip-prinsip perilaku massa batuan di bawah beban dan memantau kinerja konstruksi bawah tanah selama konstruksi.

NATM diterapkan juga saat penggalian tanah lunak dan pembuatan terowongan di sedimen berpori dan prinsip kerjanya sangat detail konstruksi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, sebenarnya infrastruktur terowongan tidaklah pekerjaan dan teknologi baru di Indonesia.

Terowongan lanjut Basuki, merupakan inovasi konstruksi modern yang menjadi alternatif pemanfaatan underground space yang efektif dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

“Indonesia cukup berpengalaman untuk urusan terowongan dan sudah diterapkan pada pembangunan bendungan berupa saluran pengelak,” jelasnya saat saat acara Seminar To Introduce Tunnel Planning and Technology yang diselenggarakan PUPR dan JICA, dikutip dari keterangan resmi PUPR. (dpc)




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: