>

Duh! Warga Tutup Kain Hitam Tulisan ‘Padang-Sicincin’ di Gerbang Tol Sumbar

Duh! Warga Tutup Kain Hitam Tulisan ‘Padang-Sicincin’ di Gerbang Tol Sumbar

Tulisan Padang-Sincincin di Gerbang Tol Sumbar ditutup warga dengan kain hitam-Foto: Padang Ekspres-

PADANG, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Duh! Tulisan ‘Padang-Sicincin’ di Gerbang Tol Sumbar trase Padang-Pekanbaru tiba-tiba lenyap dari pandangan.

Setelah ditelisik dari dekat, rupanya tulisan itu telah ditutup dengan kain hitam.

Siapa yang menutup? Adalah warga setempat. Seorang tokoh masyarakat Nagari Kapalohilalang, Ilham Perdana Haris, dikutip dari padeks.co, mengungkapkan alasan penutupan tulisan tersebut.

Kata Ilham, lokasi ikon tulisan ‘Padang-Sicincin’ itu berada di Nagari Kapalohilalang, Kecamatan 2x11 Kayutaman jadi masyarakat ingin branding ‘Nagari Kapalohilalang’ di gerbang itu, bukan ‘Padang-Sicincin’.

Aksi penutupan itu pun berdasarkan permintaan masyarakat. Masyarakat ingin, daerahnya yang dikenal, jadi lanjut Ilham, wajar jika tulisan ‘Padang Sicincin’ dianggap kurang pas.

“Gerbang ini kan letaknya di Kapalohilalang, jadi masyarakat di sini ingin juga tentunya nagari mereka dikenal. Salah satunya dengan memajang nama Kapalohilalang di gerbang itu,” lanjutnya.

Maka dari itu, sambungnya, tokoh masyarakat bersama nagari dan lembaga adat, bersepakat menyurati PT Hutama Karya (HK) untuk mengakomodir aspirasi itu.

“Secara nomenklatur, kami tidak menolak penamaan Padang-Sicincin. Namun, kami hanya mengusulkan nama nagari kita bisa disisipkan di gapura gerbang tol itu,” harapnya.

Menurutnya, tulisan Padang-Sicincin itu ditutup sebagai bentuk respon Hutama Karya terhadap aspirasi dari masyarakat. Ia berharap, hasilnya aspirasi diakomodir. “Kebanggaan juga tentunya bagi kami di sini kalau nama nagari kami terpajang di gerbang tol,” ujarnya.

Di sisi lain, salah seorang tokoh muda Padangpariaman, Hasnul Uncu sangat mengapresiasi apa yang dilakukan masyarakat Kapalohilalang. “Sebenarnya, secara umum masyarakat Piaman itu kecintaan kedaerahannya sangat kuat,” hematnya.

Ia mencontohkan di perantauan, orang tidak familiar dengan Padang tetapi juga Pariaman. “Itu karena orang Pariaman ketika di rantau ditanyai orang mana? Pasti jawabnya orang Pariaman Sumatera Barat atau orang Minang Pariaman,” cermatnya.

Bahkan, lanjutnya, tidak sedikit dari perantau Pariaman ataupun Padangpariaman yang sudah membangun keluarga di perantauan, anak-anak mereka tetap memperkenalkan diri sebagai orang Pariaman, Sumatera Barat.

“Berapa banyak artis, tokoh politik, pengusaha keturunan Piaman, meskipun mereka lahir di rantau, tetapi mereka tetap kental dalam menyebutkan daerah asal orang tua mereka. Jadi, tidak ada orang Piaman itu di rantau memperkenalkan diri sebagai orang Padang,” ujarnya tersenyum.

Jadi, menurutnya hal-hal seperti itu sudah dapat dipahami. Terlebih lagi, sejak awal digagasnya Tol Padang-Pekanbaru, Bupati Padangpariaman kala itu, Ali Mukhni, meminta agar nama Padang-Pekanbaru diubah menjadi Padangpariaman-Pekanbaru.

“Almarhum bupati Ali Mukhni itu, gambaran kentalnya kecintaan orang Piaman terhadap daerahnya. Itu bukan di tol saja beliau lakukan. Bahkan penyebutan alamat Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pun, beliau yang mengoreksi hingga sekarang disebut BIM di Katapiang, Padangpariaman,” kenangnya.

Ia berharap, aspirasi dari masyarakat Kapalohilalang itu dapat terakomodir nantinya. Sebab, hal yang mungkin dipandang kecil itu, sangat besar artinya bagi masyarakat nagari. Terlebih di Padangpariaman ini. “Piaman inilah yang punya paguyuban persaudaraan terbesar, yaitu PKDP. Itu kokoh sampai sekarang karena kecintaan terhadap daerah,” tukasnya. (apg)

Tulisan ini telah tayang di padeks.co dengan judul: Nama Padang-Sicincin Ditutup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: