>

Legenda Asal Usul Danau Kerinci dari Sebutir Telur Naga

Legenda Asal Usul Danau Kerinci dari Sebutir Telur Naga

Ilustrasi Danau Kerinci. Danau Kerinci akan menjadi lokasi pembukaan Festival Kerinci 2023-Foto: Tangkap Layar IG @qoqo_ed-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Dahulu kala hiduplah kakak beradik di bawah kaki Gunung Kerinci.

Sang kakak bernama Calungga dan sang adik bernama Calupat.

Kedua orangtua mereka telah meninggal dunia. Meski demikian, orangtua mereka ternyata meninggalkan warisan berupa dua batu pusaka.

Batu pusaka itu memiliki warna yang berbeda. Batu pusaka berwarna merah delima diwariskan untuk sang kakak Calungga, sedangkan untuk sang adik Calupat diwariskan pusaka berwarna putih.

Batu pusaka ini bukanlah batu pusaka biasa, melainkan batu keramat yang memiliki kekuatan.

Meski bersaudara kandung, Calungga dan Calupat memiliki sifat yang sangat berbeda.

Calungga seorang yang pemarah namun gagah dan pemberani, sedangkan Calupat dikenal sangat ramah, cerdas dan lebih bijaksana.
 
Suatu hari, Calungga pergi berburu ke hutam. Saat di hutan, ia melihat sebuah benda yang berkilau dari kejauahan.

Karena penasaran, Calungga pun berjalan menghampiri kilauan itu. Namun alangkah terkejutnya Calungga, ternyata benda berkilau itu adalah sebutir telur.

Bukan telur biasa, itu adalah telur yang ukurannya sangat besar, telur raksasa yang berkilau.

Karena belum pernah melihat telur seperti itu, Calungga kemudian mengambil telur itu.

Kemudian Calungga bergegas pulang membawa telur itu lalu memperlihatkan kepada adiknya Calupat.

Calupat pun ternyata tak kalah terkejutnya, ia juga belum pernah melihat telur yang berukuran seperti itu.

Suatu waktu, Calupat tidak sedang berada di rumah, rupanya Calunggmasih penasaran dengan telur raksasa itu, ia tergiur untuk memakannya.

Al hasil, Calungga pun memakan telur itu sendirian, dengan lahap hingga habis tak bersisa.

Telur sudah habis, kemudian Calungga mulai merasa ada yang aneh dengan dirinya.

Ia merasa kehausan terus menerus, bahkan rasa haus itu tak tertahankan.

Calungga kemudian minum air yang banyak, telah sangat banyak air yang ia minum namun rasa hausnya tak kunjung juga hilang.

Semakin banyak ia minum semakin merasa kehausan yang ia rasa.
 
Tak henti-hentinya minum, persediaan air di rumah pun jadi habis.

Calungga kemudian langsung menuju sungai yang tak jauh dari Gunung Kerinci.

Haus tak tertahankan, Calungga pun minum air sungai itu hingga akhirnya sungai mengering.

Namun kemudian terjadi keanehan. Tubuh Calungga yang banyak minum kemudian perlahan-lahan jadi memanjang.

Mengejutkan lagi, tubuhnya juga kemudian ditumbuhi sisik berukuran besar dan mengkilat.

Lama kelamaan Calungga berubah menjadi seekor naga! Naga yang sangat besar.

Karena telah menjadi naga, Calungga harus tinggal di air.

Ini pun terpaksa berpisah dengan saudaranya Calupat yang masih tinggal di darat.

Untuk membangun tempat tinggalnya, Calungga mulai merapalkan mantra-mantra. Bumi pun terguncang seperti dilanda gempa yang sangat dahsyat.

Hujanpun turun dengan lebat disertai badai dan petir. Perisitiwa alam ini kemudian menimbulkan bencana.

Banjir pun terjadi di sekitar tempat tinggal Calungga. Lama kelamaan tempat itu berubah menjadi danau yang besar.

Setelah lama tak berjumpa dengan Calungga, Calupat pun mencari kakaknya itu di danau Gedang.

Ia terus berteriak memanggil Calungga. Mendengar suara adiknya, lalu Calungga yang sudah berubah menjadi naga keluar dari danau untuk menemui adiknya.

Sejenak, menyadari naga itu adalah kakaknya, Calupat menjadi sangat sedih.

Namun apa daya, sudah berbeda wujud dan berbeda alam, ia tak dapat membantu Calungga agar bisa kembali tinggal bersamanya di rumah.

BACA JUGA:Danau Gunung Tujuh Bersinar di Tengah Kawasan Situs Warisan Dunia

BACA JUGA:600 Tahun Lalu Tari Rangguk Kerinci untuk Memuja Arwah, Pernah Ditampilkan di Depan Presiden Soekarno

Kemudian Calupat meminta Calungga mengantarkannya ke sebuah dusun di hilir agar ia tidak merasa kesepian.

Calungga lalu meminta Calupat naik ke punggungnya dan Calungga membawa Calupat meninggalkan Danau Gedang menuju aliran sungai sempit.

Karena tubuhnya yang besar, sungai yang tadinya sempit dan kecil berubah menjadi sungai besar saat dilewati.

Setelah sampai di hilir sungai, Calungga lalu meninggalkan Calupat tidak jauh dari dusun itu.

BACA JUGA:Legenda Asal Mula Negeri Lempur Kerinci

BACA JUGA:Benarkah Kerinci Tempat Turun Nabi Adam Pertama Kali di Bumi?

Setelah mengantar Calupat. Mereka pun berpisah.
Calungga yang telah menjadi naga pergi entah kemana dan tidak diketahui rimbanya.

Sementara itu, aliran sungai sempit kemudian membesar dan kemudian menciptakan genangan.

Genangan itu semakin lama semakin meluas. Hingga akhirnya, orang-orang menamai genangan itu dengan sebutan: Danau Kerinci. (***)

Dikutip dari Cerita Rakyat Daerah Danau Kerinci Kabupaten Kerinci, KKLP Penerjemah Kantor Bahasa Provinsi Jambi.

BACA JUGA:Kisah Hantu Pirau dan Cincin Pinto-pinto Raja Jambi

BACA JUGA:Legenda Batu Panjang Sungai Penuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: