Benarkah Kerinci Tempat Turun Nabi Adam Pertama Kali di Bumi?

Benarkah Kerinci Tempat Turun Nabi Adam Pertama Kali di Bumi?

Banyak yang percaya Kerinci menjadi lokasi Nabi Adam pertama kali turun ke bumi, sejauh mana kebenarannya?-Foto: Dok Kemenkeu-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Ada pepatah, Kerinci merupakan sekepal tanah dari surga yang tercampak ke bumi. Apakah ada kaitannya dengan cerita tentang Nabi Adam yang pertama kali turun dari surga ke bumi?

Secara geografis, Kerinci memang menggambarkan daerah yang aman dan nyaman sebagai tempat kediaman manusia.
 
Panoramanya yang indah, Kerinci berada di ketinggian antara 500 hingga 1.500 meter dari permukaan laut (mdpl).
 
Belum lagi, Gunung Kerinci yang menjulang di ketinggian 3.805 mdpl dan di sekitarnya terdapat pula danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara yang kini disebut Danau Gunung Tujuh dengan ketinggian 1.950 mdpl. Tanah Kerinci juga sangat subur.

Suku Kerinci juga disebut-sebut sebagai salah satu suku tertua di Indonesia bahkan dunia.

Sekitar 3500 tahun lalu, penduduk bangsa Austronesia  bermigrasi ke wilayah Kerinci. Mereka mendiami wilayah Kerinci.

Di sekitar Danau Bento menunjukkan kehadiran bangsa Austronesia karena di sana terdapat indikasi aktivitas pertanian padi dan pengembalaan kerbau.

Bukti-bukti arkeologis kedatangan nenek moyang Uhang Kincai juga terdapat pada penemuan banyak bukti artefak.

Sebenarnya jauh sebelum kehadiran bangsa Austronesia di Kerinci,  sekitar  15.000 tahun lalu, pada abad ke-5 hingga abad ke-9 Masehi, juga ditemukan ada indikasi kehidupan pra sejarah di Kerinci.

Terindikasi telah terjadi peningkatan budaya yang terbuat dari batu-batu atau sering kita kenal dengan istilah Zaman Megalitikum atau zaman batu besar.

Hal ini terlihat dari tinggalan berupa megalitik Batu Silindrik, bekas rumah panggung, dan kubur tempayan dan temuan artefak perunggu dan besi.

Kisah Nabi Adam Dalam Naskah Incung

Menarik, Sosok Nabi Adam ternyata juga terdapat dalam naskah keagamaan yang ditemukan di Kerinci.

Naskah Incung Ini Asan Pulung (IAP), tertulis  di atas lima ruas bambu sepanjang 175 cm.
 
Alihaksara Naskah Incung yang dilakukan tim dari British Library yang diketuai oleh Uli Kozok pada tahun 2007, menemukan kisah Nabi Adam terdapat pada baris pertama hingga baris ke-40 atau dari ruas bambu pertama hingga ketiga.

Naskah Incung IAP adalah pusaka simpanan Depati Anum Muncak Alam dari Dusun Sungai Tutung, Mendapo Kemantan. Saat ini berada di wilayah administratif Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci.

Kisah Nabi Adam di dalam naskah IAP disusun penulisnya dari berbagai sumber kitab keagamaan dan menggabungkan dengan cerita lokal.

Mungkin ini pula sebabnya,  kisah Nabin Adam yang ada di dalam naskah IAP ini amat jauh berbeda dengan kisah Nabi Adam yang berkembang saat ini.

Naskah ini menceritakan latar waktu penciptaan Nabi Adam, setelah penciptaan langit dan bumi.

Juga diceritakan tentang penciptaan istri Nabi Adam (Hawa) yang berasal dari tulang rusuk kiri Nabi Adam.  

Memang ada perbedaan mendasar antara kisah Nabi Adam yang terdapat naskah IAP dengan hikayat yang ada.

Naskah IAP menyebut bahwa bumi dan langit juga tercipta dari tanah, sementara di dalam hikayat Nabi Adam justru tercipta dari air dan buih.
 
Juga ditulis tentang adanya larangan makanan tertentu dan menyebut nama-nama anak Nabi Adam yaitu Sauka, Nabiuka, Saina, Nabihin.

Tentu ini berbeda dengan kisah Nabi Adam yang kita ketahui dimana anaknya bernama Qabil, Habil, Labuda, dan Iqlima.

Naskah ini juga menceritakan tentang proses pemberian nyawa Adam, dimulai dengan dimasukkan dengan tepukan tangan kanan Jibrail di bagian ubun-ubun.

Ada pula penambahan tokoh Bumi Empat Mendarap di dalam cerita Nabi Adam dalam naskah Incung IAP.

Tokoh Bumi Empat Mendarap ditulis berbentuk bayang-bayang, bisa berjalan layaknya manusia.

Kemudian ditulis tentang jenis tanaman yang disebut sebagai tanaman pertama kali yang diciptakan dalam mengiringi penciptaan bumi. Tanaman itu seperti rumput, sembuang, sidaguri, dan pohon pulai.

Dalam naskah ini juga diceritakan tentang terciptanya payudara pada Nabi Adam. Ketika tubuh Nabi Adam sempurna dan bernyawa, lalu Rasulur Allah (Rasulullah) kemudian memerintahkan Jibrail (Jibril) mendirikan dua mejan atau tugu batu di tubuh Adam.

"Muka dirikan mijan iyang duwa ulih Jibarain di badan Adam itu. Itu asan kita barasusu". Artinya, maka didirikanlah mejan yang dua oleh Jibrail di badan Adam itu. Itulah asal Nabi Adam dan keturunnya memiliki susu. Tulisan ini terdapat dalam naskah Incung IAP baris 36-38. 

Penulis naskah IAP menyusun ceritanya berdasarkan pemahaman masyarakat kala itu tentang kisah Adam yang berasal dari berbagai sumber-sumber kitab keagamaan.

Naskah Incung IAP ditulis dalam aksara Surat Incung dengan Teknik gores serta menggunakan bahasa Kerinci,  tidak memuat nama penulis serta tidak memuat penanggalan.

Laporan Belanda menunjukkan bahwa tradisi menulis dengan surat Incung masih berlangsung hingga pertengahan abad ke 19 M. Selanjutnya menurut laporan Westenenk, pada awal abad ke 20 M tidak ditemukan lagi orang Kerinci yang bisa membaca Incung.

Oleh sebab itu, patut diduga bahwa naskah-naskah Incung paling akhir ditulis pada abad ke-19 M.

Hanya saja, di dalam naskah Incung IAP, tidak ada penjelasan terkait Nabi Adam turun pertama kali ke bumi di tanah Kerinci.

BACA JUGA:3500 Tahun Lalu Bangsa Austronesia Datang ke Kerinci Lalu Lahir Suku Kerinci, Buktinya Ada di Danau Bento

BACA JUGA:600 Tahun Lalu Tari Rangguk Kerinci untuk Memuja Arwah, Pernah Ditampilkan di Depan Presiden Soekarno

Jadi Nabi Adam Turun Pertama Kali Dimana?

Menurut sejumlah riwayat, Allah SWT menurunkan Nabi Adam AS dan istrinya Hawa di tempat yang berbeda.

Sejumlah ulama tafsir menyebutkan, sebelum dikirim ke bumi, keduanya  tinggal di surga. Mereka diturunkan karena telah termakan godaan iblis memakan buah yang dilarang oleh Allah SWT.

Kitab Shahih Muslim menyebutkan bahwa Nabi Adam diturunkan ke bumi pada hari Jumat.

Dimana nabi Adam diturunkan pertama kali? Memang ada sejumlah perbedaan pendapat, ada yang mengatakan Nabi Adam mendarat di Dahna, di antara Kota Mekkah dan Thaif.

Sementara riwayat lain mengatakan  Nabi Adam mendarat di wilayah India dan Hawa di Jeddah, dan iblis di Dastimaisan, beberapa mil dari Kota Basrah, pendapat ini turut diriwayatkan Ibnu Abi Hatim.

BACA JUGA:Danau Gunung Tujuh Bersinar di Tengah Kawasan Situs Warisan Dunia
BACA JUGA:Legenda Asal Usul Danau Kerinci dari Sebutir Telur Naga

Di sisi lain, Imam Ibnu Katsir meriwayatkan dari Ibnu Umar mengatakan Nabi Adam mendarat di Bukit Shafa, sedangkan Hawa mendarat di Bukit Marwah. (*)


Sumber: Jurnal Lektur Keagamaan, THE STORY OF ADAM PROPHET IN THE INCUNG
MANUSCRIPT “INI ASAN PULUNG” FROM KERINCI Hafiful Hadi Sunliensyar dan berbagai sumber lainnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: