>

Nol Hutang, Kekayaan Lukas Enembe Berlimpah di Jayapura dan Ngaku Punya Tambang Emas. Ini Data LHKPN

Nol Hutang, Kekayaan Lukas Enembe Berlimpah di Jayapura dan Ngaku Punya Tambang Emas. Ini Data LHKPN

Mendiang Gubernur Papua Lukas Enembe bersama istri dan putranya saat masih menjabat.-Foto: Istimewa-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Gubernur Papua Lukas Enembe yang kini sudah berstatus tersangka KPK, memiliki banyak catatan dalam kehidupannya. 

Pantauan Jambi Ekspres di situs elhkpn.kpk.go.id, tertulis Lukas Enembe melaporkan harta dengan nilai Rp 33,7 Miliar.

 

Hal ini tentu tidak sama dengan nilai rekening yang sudah diblokir PPATK yang angkanya dua kali lipat yaitu Rp. 71 Miliar. 

 

Menurut Stefanus Roy, Kuasa Hukum Lukas Enembe, kliennya wajar memiliki banyak harta dan banyak aset karena Lukas Enembe menjabat sebagai kepala daerah selama hampir 20 tahun. Satu periode menjadi wakil bupati, satu periode menjadi bupati, satu periode menjadi wakil gubernur dan satu periode menjadi gubernur.

 

Selain itu Lukas Enembe kata Roy juga memiliki tambang emas di kampung halamannya di Mamit. 

 

Lantas kenapa tak dilaporkan ke LHKPN? Kata Roy dalam program Rosi di Kompas TV, karena tambang itu merupakan pertambangan tradisional yang dikelola rakyat dan kini sedang proses pengurusan surat dan kelengkapan. 

 

“Dan uang itu juga ada uang istri dan anaknya,” lanjut Roy menjawab soal uang Rp 71 M yang tak dilaporkan ke negara itu. 

 

Dikutip Jambi Ekspres di situs elhkpn.kpk.go.id, berikut data harta Lukas Enembe : 

 

Tanah dan Bangunan  Rp 13.604.441.000

1. Tanah dan Bangunan Seluas 1535 m2/72 m2 di KAB/KOTA KOTA JAYAPURA, HASIL SENDIRI Rp 300.000.000

2. Tanah dan Bangunan Seluas 752 m2/114 m2 di KAB/KOTA KOTA JAYAPURA, HASIL SENDIRI Rp 100.000.000

3. Tanah dan Bangunan Seluas 200 m2/102 m2 di KAB/KOTA KOTA JAYAPURA, HASIL SENDIRI Rp 204.441.000

4. Tanah dan Bangunan Seluas 352 m2/154 m2 di KAB/KOTA KOTA JAYAPURA, HASIL SENDIRI Rp 500.000.000

5. Tanah dan Bangunan Seluas 300000 m2/1000 m2 di KAB/KOTA KOTA JAYAPURA, HASIL SENDIRI Rp 10.000.000.000

6. Tanah dan Bangunan Seluas 1500 m2/500 m2 di KAB/KOTA JAYAPURA, HASIL SENDIRI Rp 2.500.000.000

 

Alat Transportasi dan Mesin Rp 932.489.600

1. MOBIL TOYOTA FFORTUNER Tahun 2007, HASIL SENDIRI Rp 300.000.000

2. MOBIL HONDA JAZZ Tahun 2007, HASIL SENDIRI Rp 150.000.000

3. MOBIL TOYOTA/JEEF LAND CRUISER Tahun 2010, LAINNYA Rp 396.953.600

4. MOBIL TOYOTA CAMRY Tahun 2010, LAINNYA Rp 85.536.000

 

Harta Bergerak Lainnya :  Rp -

Surat Berharga :  Rp 1.262.252.563

Kas dan Setara : Rp 17.985.213.707

Harta Lainnya  Rp -

 

Sub Total Rp 33.784.396.870

Hutang :  Rp 0

 

Terkait heboh berita tentang Lukas yang doyan main judi kasino, Aloysius Renwarin, pengacara Gubernur Papua Lukas Enembe, mengakui bahwa kliennya memang pernah bermain judi kasino di Singapura.

 

Kata Aloysius kepada wartawan Rabu (21/2), Lukas bermain kasino ketika sedang berlibur di Singapura. , meski demikian jumlah uang yang digunakan kliennya di kasino itu tak seperti yang dihebohkan mencapai ratusan miliar.  

 

Meski tak merinci jumlah uang yang digunakan Lukas di kasino dimaksud, namun kata Aloysius, bermain kasino adalah kegiatan privasi kliennya. “Tidak sefantastis itu, itu kan pribadi,” ujar Aloysius. 

 

Sebelumnya, Menkopolhukam Mahfud MD angkat bicara tentang sepak terjang Lukas, di kantornya Senin (19/9).

 

Kata Mahfud MD, Kasus Lukas bukan rekayasa politik, tidak ada kaitannya dengan parpol atau pejabat tertentu, ini merupakan temuan dan fakta hukum.

 

“Dugaan korupsi yang dijatuhkan kepada Gubernur Papua Lukas Enembe bukan hanya gratifikasi Rp 1 miliar, ada laporan dari PPATK tentang dugaan korupsi atau ketidakwajaran dari penyimpangan pengelolaan uang yang jumlahnya ratusan miliar dalam 12 hasil analisis yang disampaikan ke KPK,” ujar Mahfud.  

 

Kemudian hingga saat ini uang senilai Rp 71 M milik Lukas, kata Mahfud juga sudah diblokir. 

Lalu ada kasus lain yang juga sedang didalami seperti dana operasional pimpinan, pengelolaan PON, dan pencucian uang. Lukas bahkan juga memiliki manager sendiri untuk urusan pencucian uang. 

 

Untuk informasi lebih detail, Mahfud meminta Kepala PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), Ivan Yustiavandana menjelaskan apa saja temuan PPATK terkait Lukas. 

 

Ivan kepada wartawan di kantor Menkopolhukam mengatakan, PPATK telah mendapatkan 12 hasil analisis yang telah diselidiki sejak 2017 dengan beragam variasi kasus. 

 

Diantaranya, setoran tunai dan setoran melalui pihak-pihak lain yang jumlahnya mencapai ratusan miliar rupiah.

 

"Sebagai contoh salah satu hasil analisis itu adalah, terkait transaksi setoran tunai yang bersangkutan di kasino judi senilai 55.000.000 dolar atau Rp560 miliar. Setoran tunai Itu  dilakukan dalam periode tertentu, bahkan ada dalam periode pendek, setoran tunai itu dilakukan dengan nilai fantastis, 5.000.000 dolar," kata Ivan.

 

Selain itu, PPATK juga menemukan adanya pembelian perhiasan berupa jam tangan dari setoran tunai tersebut sebesar 55.000 dolar AS.

 

"PPATK juga mendapatkan informasi, bekerja sama dengan negara lain, ditemukan ada aktivitas perjudian di dua negara yang berbeda dan itu juga sudah kami analisis sampaikan kepada KPK," ucap Ivan lagi.

 

Kata Ivan 12 hasil analisis itu yang disampaikan PPATK kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

PPATK juga telah melakukan pembekuan atau penghentian transaksi keuangan terkait kasus Enembe. Pembekuan dilakukan di  11 penyedia jasa layanan keuangan, seperti asuransi dan bank. 

 

Ia pun mengatakan, mayoritas transaksi keuangan dilakukan oleh anak Enembe.

 

Sementara itu kata Mahfud kasus dugaan korupsi yang membelit Lukas Enembe juga telah diselidiki oleh Badan Intelijen Negara, BPK dan PPATK, bahkan telah jauh hari sebelum mendekati tahun politik 2024 seperti sekarang. 

 

Sementara itu Alexander Marwata, Wakil Ketua KPK didampingi Mahfud MD mengatakan, KPK tidak ada kepentingan lain terkait kasus Lukas ini, selain murni penegakan hukum sebagai tindak lanjut 

KPK juga meminta Lukas dan tim kuasa hukumnya bisa bersikap kooperatif. 

 

KPK kata Alex bahkan bisa menghentikan penyidikan apabila Lukas dan tim kuasa hukumnya bisa memberikan bukti tidak bersalah. 

 

“Kalo nanti dalam proses penyidikan Pak Lukas bisa membuktikan dari mana sumber uang puluhan, ratusan miliar itu, misalkan pak Lukas punya tambang emas, ya sudah pasti nanti akan kami hentikan, mohon itu dikalrifikasi, penuhi undangan KPK untuk diperiksa,” lanjut Alex.

 

KPK katanya juga akan melakukan pemanggilan kembali Lukas,dan minta Lukas bisa hadir untuk diperiksa dan akan melakukan pemeriksaan secara profesional.  Apabila memang Lukas ingin diperiksa di Jayapura, KPK pun kata Alex bisa datang ke Jayapura. 

 

Terkait dengan keinginan Lukas untuk berobat, itu juga dikatakan Alex bisa difasilitasi. Hak Lukas sebagai tersangka akan tetap dihormati, Lukas tetap boleh berobat seperti yang ia inginkan karena itu adalah hak Lukas. 

 

Di penghujung konferensi pers, Mahfud MD kembali menghimbau warga Papua yang akan melakukan demonstrasi terkait tuntutan pembebasan Lukas dan menyelamatkan Lukas dari status tersangka pada Selasa (20/9), agar tetap bisa tertib dan damai. 

 

Negara kata Mahfud tidak pernah melarang warganya untuk melakukan demo tapi harus tetap dilakukan sesuai aturan yang berlaku. (dpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: