Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Versi Baru. Mirip Dak?

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Versi Baru. Mirip Dak?

Pasangan viral Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Sebuah video yang menampilkan parodi pertemuan mesra Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, beredar di media sosial. 

Video pendek tersebut diunggah akun Instagram @underc0ver.id pada Jumat, 9 September 2022. 

Dalam video itu, terlihat seorang laki-laki memakai baju warna orange mirip baju tahanan. 

Sementara perempuan dalam video itu memakai baju berwarna putih.  Mirip dengan yang dikenakan Putri Candrawathi saat mengikuti rekontruksi. 

Pada video parodi itu, tangan si lelaki tampak diikat menggunakan tali seperti Ferdy Sambo. 

Sedangkan perempuan memegang tangan si lelaki. Sekilas video parodi itu sangat mirip dengan adegan Ferdy Sambo dan Putri Candrawarhi saat melakukan rekontruksi pada  Selasa, 30 Agustus  2022 di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan.

Parodi ini berdasarkan adegan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat berada di depan gerbang rumahnya.

Seperti diketahui, Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo menjadi sorotan usai melakukan rekonstruksi yang digelar di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Selasa, 30 Agustus 2022.

Pasalnya Ferdy Sambo sempat melakukan adegan mesra dengan Putri Candrawathi saat rekonstruksi. 

Aktivis Irma Hutabarat menyatakan adegan mesra Ferdy Sambo dan Putri di rekonstruski merupakan tindakan tidak pantas dipertontonkan.

"Jadi ada adegan (peluk menangis) yang namanya 'kecolongan' (dengan penekanan), bagaimana rekonstruksi ini dipakai untuk seperti reuni suami istri yang belum bertemu," ucap Irma pada Sabtu, 3 September 2022 lalu.

Menurut Irma, adegan peluk Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi tidak masuk ke dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Dia menyebut adegan Ferdy Sambo bersama istrinya saat rekonstruksi Brigadir J yang dipertontonkan kepada publik tidaklah pantas.

"Kemudian juga nanti ada SP3 (Surat Perintah Pemberhentian Penyidik) seandainya diperiksa, jadi adegan itu merupakan tontonan yang sebetulnya tidak pantas, karena walaupun rekonstruksi itu sebetulnya bisa menjadi hanya sebagai pedoman," ungkapnya.

rma turut menyinggung terhadap Putri Candrawathi yang tidak ditahan walau sudah menjadi tersangka pembunuhan Brigadir J.

"Masyarakat itu sudah bertanya kenapa begitu banyak keistimewaan yang diberikan kepada Putri, Sambo? dari mulai dia tidak di tahan dari mulai dapat cuti, cuti tujuh hari kali dua," tuturnya.

"Sementara waktu rekonstruksi enggak ada sakitnya sama sekali, bisa berpelukan, bisa menyandarkan kepalanya di bahu yang tidak mungkin didapat dari tersangka lain," sambungnya. 

Irma meyakni, banyak adegan rekonstruki yang kentara sekali merupakan rekayasa yang hanya bersandar pada omongan tersangka Ferdy Sambo dan Kuat Ma'ruf.

Ia menilai Polri tidak berhasil menerapkan scientifi crime investigation. Hal tersebut karena adegan tembak itu tidak sesuai dengan hasil autopsi.

“Menurut saya gak nyambung ya. Dasarnya apa rekonstruksi itu. Keterangan tidak dilengkapi dengan forensic digital investigation. Bisa di-trace kan telepon dari 8 ajudan itu, dari Sambo, Putri, Joshua, sampai hari ini tidak ketemu,” ucap Irma.

Dia lantas menambahkan polisi tidak bisa menggunakan alibi handphone yang hilang. Hal ini disebabkan provider bisa menyediakan bukti pembicaraan itu jika polisi meminta.

“Lalu juga ada laptop, CCTV juga sampai saat ini masih gelap. Sudah ditemukan infonya, tapi tidak pernah dijadikan sebagai bahan acuan,” kata Irma menegaskan kekecewaannya pada penyidikan. (disway)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: