Bagian 10: “Episode Zona Ngawur ft. Arya Gila”
Ary--
“Kak, ini bisa nggak sih kita percepat aja plot ceritnya? Mananya yang pluffy kalo gini, yang ada kita digantung nggak jelas, males ah!” Kesal Zona, mengawali harinya bersama Arya dengan gerutuan panjang. Arya melirik Zona sekilas, tidak merespon Zona dan memilih untuk menikmati sarapan bubur ayam dan teh hangatnya.
“Kak?!” Kesal Zona, Arya memutar bola matanya malas, “Lo labil banget sumpah bocah, entaran Om, entaran Kak, nggak selain lo panggi gue Ci?”
“Ci? Apaan Ci?” Tanya Zona bingung menggaruk kepakanya tak paham maksud perkataan Arya. Arya mengelus dadanya sabar, berbicara dengan orang yang ber-IQ jongkok seperti Zona memang harus butuh tenaga ekstra sebab yang diajak bicara sama ngawurnya dengan orang gila, bahkan rasanya Zona sudah lebih parah dari orang gila itu sendiri.
“BANCI LAH! APAAN LAGI EMANG MAEMUMAH!” Teriak Arya tepat disamping telinga Zona, yang membuat Zona mengusap telinganya cepat dan mengembusnya beberapa kali, Arya edan. “Om mau saya tuli?” Pekik Zona nyaring mengeluarkan tatapan membunuh untuk Arya, jika saja tatapan benar – benar bisa membunuh, Arya yakin ia akan mati mengenaskan dengan darah dimana – mana terlegelatak begitu saja di warung bubur ayam tempat sarapan mereka.
“Kalo bisa kenapa enggak?” Ujar Arya, “Kamu tersiksa saya bahagia!” Lanjut Arya yang langsung dihadiahi Zona dengan segumpal bakwan di mulut Arya. Arya melotot kesal, namun tak bisa mengumpat sebab mulutnya yang sangat penuh akibat ulah Zona. “Dasar Om – Om pedo, udahlah tua, mata keranjang, masokis pula. Itu hidup lurusin dikit napa?!”
Arya menjitak kepala Zona. “Itu mulut kamu minta di sleepet banget!” Kata Arya.
“Kok di slepet si om, cium dong. Mumpung lidah rasanya juga lagi pahit, jadi bisalah ncip – ncip manis dikit!” Balas Zona.
“Wah bocah nggak waras!” kaget Arya menunjukkan ekspresi tidak percaya.
Zona memutar bola matanya malas, “Apanya yang nggak waras, minta cium doang!” Kesal Zona.
“Ini bukan lapak delapan belas ke atas, cukup kamu aja yang buruk jangan ditambah lagi generasi Indonesia yang lain!” Ujar Arya.
“Apa kaitannya jamal?! Lah lapaknya si Aji, scene Om sama Mbak Rojer apa kabar?!”
“Yang nyensor kurang teliti!”
“Idih si najis!” Kesal Zona.
“Lagian kita bukan siapa – siapa buat adegan itu!” Jelas Arya, bubur ayamnya sudah habis. Berbeda dengan mangkok Zona yang setengahnya masih terisi sebab ia lebih banyak bicara ketimbang makan.
“Ya jadiin siapa – siapalah?! Kok gitu aja repot!” Kesal Zona.
“Tuh minta sama yang nulis dan ngatur!”
Zona melihat sekitarnya kemudian merapat pada Arya, “Penulis lapak kita labil banget tau Om, katanya mau fluppy adegan kita aja banyakan gila dibanding lurusnya.” Bisik Zona kecil.
Arya terkekeh, “Plotnya aneh, tapi kalo genrenya sesuai, kamu udah cocok banget jadi orang gila, wajar kalo alurnya ikut gila!”
“Sembarangan aja ini si manusia tua ngomong!”
“Baik – baik sama saya, gini – gini saya male leadnya!”
“Lah saya female leadnya om!”
“Oh iya juga ya!” Sadar Arya.
“Btw ini kita masih stuck kayak abg aja, nggak jalan – jalan, nggak kelar kelar!”
“Biasa penulisnya masih kelas teri, amatiran, beginning lah, nulis sesuai moodnya aja!”
“Kok tahu?!”
“Cuma orang goblok aja yang nggak tahu!”
“terus saya goblok?”
“Memangnya saya bilang?!”
“DASAR OM – OM TUA BANGKA!” Jerit Zona pada Arya, sedang sang empu yang diteriaki berteriak.
Meanwhile yang diomongin:
“Sabar…orang sabar disayang tuhan. Hufftt…” (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: