>

305 Tahun Lalu Habib Husin Membawa Islam Pertama di Jambi dan Menikahi Gadis Turunan Tionghoa Sekoja

305 Tahun Lalu Habib Husin Membawa Islam Pertama di Jambi dan Menikahi Gadis Turunan Tionghoa Sekoja

Makam penyebar agama Islam pertama Jambi, Al Habib Husin Bin Ahmad Baraqbah kini ditetapkan pemerintah menjadi cagar budaya. Makam ini berada di Seberang Kota Jambi.-Foto: Dona Piscesika/Jambi Ekspres-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Namanya Al Habib Husin Bin Ahmad Baraqbah atau biasa disebut Habib Husin atau Tuanku Keramat Tambak.

Habib Husin menjadi tonggak sejarah penting perjalanan masuknya agama Islam di Jambi.

Meski ada banyak teori terkait sejarah Islam pertama di Jambi, namun sebagian masyarakat meyakini bahwa Habib Husin lah orang pertama yang menyebarkan agama Islam di negeri ini.

Habib Rafiq bin Muhammad Almudhor, pengelola Makam Habib Husin, saat diwawancara Jambi Ekspres, Sabtu (25/11/2023) mengatakan, cukup lama Habib Husin berdakwah di Jambi, sekitar 35 tahun, selain itu Habib Husin juga melakukan dakwah di beberapa daerah lainnya.

Lahir dan Besar di Yaman

Habib Husin lahir di Kota Tarim, merupakan sebuah kota bersejarah yang berada di Hadhramaut, Yaman di Jazirah Arab.

Tarim sangat dikenal sebagai kota yang diberkahi yang dipenuhi keilmuan dan ulama, begitu banyak wali lahir dari kota ini.

Bahkan Tarim juga dipenuhi dengan masjid, jumlah masjid di sini sama dengan jumlah hari dalam satu tahun, ada 360 masjid!

Habib Husin lahir pada abad 11 Hijriyah (17 Masehi) atau sekitar tahun 1095 H (1683 M), ia tumbuh menjadi anak yang cerdas, menghabiskan banyak waktu dengan mengaji, menghafal Al Quran dan belajar ilmu agama.

Ia juga mempelajari ilmu fiqh mazhab safi’i langsung dari para ulama di Tarim dan juga ayahnya Al Habib Ahmad.

Al Habib Ahmad merupakan cucu dari Al Habib Abdurrahman. Sementara Al Habib Abdurrahman adalah putra dari Al Habib Umar Baraqbah yang menyandang gelar Baraqbah.

Habib Husin beruntung, karena di masa pertumbuhannya, begitu banyak ulama-ulama hebat di Kota Tarim yang mengelilinginya tempat ia belajar.

Tak hanya itu, Habib Husin juga belajar ilmu agama di luar Kota Tarim, seperti di Seiwun, Syibam, Taris, Zilak, Sihr dan banyak kota lain.

Masuk Jambi Melewati India dan Malaysia

Saat usianya telah memasuki usia matang, sebagai anak muda berilmu, Habib Husin kemudian memutuskan untuk melakukan perjalanan hijrah melakukan dakwah bersama saudara kandungnya Al Habib Zein.

Juga ikut dalam perjalanan ini keponakan sepupu Al Habib Muhammad bin Abdurrahman Baraqbah.

Tidak langsung ke Jambi, mereka memulai perjalanan dari Yaman menuju India. Dari India kemudian mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai di Kedah Malaysia.

Saat sampai di Kedah, Al Habib Muhammad bin Abdurrahman Baraqbah memutuskan untuk tinggal, ingin berdakwah di sana. Sementara Habib Husin melanjutkan perjalanan ke nusantara.

Ia sempat pula singgah di Aceh, saat itu Syarif Ibrahim Jamaludin sedang berkuasa. Setelahnya, Habib Husin melanjutkan perjalanan dan singgah di Palembang.

Hingga akhirnya pada tahun 1138 Hijriyah atau 1718 M sekitar 305 tahun lalu, Habib Husin akhirnya sampai juga di Jambi, tepatnya sekarang di Seberang Kota Jambi (Sekoja).

Di Jambi inilah, kemudian Habib Husin memilih untuk berdakwah, saat ia datang, Jambi masih kuat dalam pengaruh agama Hindu dan Budha.

Habib Husin menjadi orang pertama yang menyebarkan agama Islam di Jambi dengan penuh kesabaran dan juga dengan bekal ilmu yang telah ia dapatkan sejak masa kecil hingga keberangkatannya keluar dari Yaman.

Kehadiran Habib Husin kemudian mendapat simpati besar dari masyarakat Jambi. Ia digambarkan sebagai sosok yang berkharisma, berwibawa, berilmu dan juga memiliki sikap dan budi yang penuh simpatik.

Menikahi Anak Saudagar Kaya Turunan Tionghoa

Simpati terhadap Habib Husin juga muncul dari seorang saudagar kaya keturunan Tionghoa yang tinggal di Kampung Pecinaan Seberang Kota Jambi (Sekoja). Saudagar itu bernama Datuk Shintay.

Berdarah Tionghoa, Datuk Shintay menikah dengan putri kesultanan melayu Jambi lalu memiliki anak perempuan bernama Nyai Resik.

Datuk Shintay tergerak hatinya mengambil Habib Husin sebagai menantu, untuk menjadi suami dan pendamping hidup Nyai Resik.

Lalu dilangsungkanlah pernikahan antara Habib Husin dan Nyai Resik.

Terakhir Datuk Shintay juga diriwayatkan sebagai salah satu pejuang yang ikut mengembangkan agama Islam.


Makam mertua Habib Husin, Datuk Shintay yang masih terawat / Foto: Dona 

Diriwayatkan pula, Habib Husin ternyata juga memiliki dua istri selain Nyai Resik, yang juga merupakan keturunan bangsawan, termasuk bangsawan di Palembang.

Dari para istrinya ini, Habib Husin kemudian dianugerahi 13 putra dan juga 3 putri.

Semua anak-anak Habib Husin dididik dengan nilai Islami para pendahulunya kaum Bani Alawi yaitu kaum yang memiliki pertalian darah dengan Nabi Muhammad melalui Alawi bin Ubaidillah.

Putra dan putri Habib Husin juga rata-rata menikah dengan kaum Bani Alawi yang sengaja dijemput di negeri Hadramaut di Yaman lalu dibawa ke Jambi.

Putra-putri Habib Husin kemudian ada yang tinggal lalu wafat di Surabaya, Kutai, Pontianak, Siak, Palembang dan kebanyakan di Jambi.

Semua anak-anaknya memiliki nama dengan kata di depan Alhabib untuk anak laki-laki, dan kata Syarifah untuk 3 anak perempuannya. Gelar nama ini kemudian juga banyak diturunkan pada generasi Habib Husin selanjutnya.

Memiliki Karomah Menundukkan Hewan Buas

Meski tidak dibukukan dalam jejak bukti yang kuat dan tidak dicatat tertulis dari kutipan para saksi langsung yang terkait dengan Habib Husian semasa hidup,  namun ia dikisahkan memiliki karomah atau kelebihan bisa menundukkan hewan buas yang ingin menganggu murid dan juga pecintanya yang hendak melakukan ziarah.

Makam Habib Husin juga selalu aman dari bencana banjir, bahkan banjir besar sekalipun yang merendam sekeliling Makam, namun Makam Habib Husin tetap aman, sehingga aktivitas ziarah dan kunjungan ke sana tidak pernah terganggu.


Makam Habib Husin di komplek Pemakaman Arab Melayu Kota Jambi / Foto: Dona

Haul Habib Husin ke 271 tahun.

Lahir tahun 1095 H atau 1683 M, Habib Husin kemudian wafat dalam usia sekitar 70 tahun pada 1173 Hijriyah atau 1753 M di Seberang Kota Jambi.

Ia kemudian dimakamkan di komplek pemakaman Tambak atau Pemakaman Arab Melayu di Kelurahan Tahyatul Yaman Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi.

Kini pemerintah pusat juga telah menetapkan makam Habib Husin sebagai Benda Cagar Budaya, penetapan itu berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.


Pengunjung makam Habib Husin saat melakukan ziarah / Foto: Dona

Setiap tahun, juga dilaksanakan haul yaitu tradisi peringatan kematian Habib Husin.

Minggu, 26 November 2023 ini merupakan haul Al Habib Husin Bin Ahmad Baraqbah yang ke 271.

Haul akan berpusat di Masjid Jami’ Ba’alawy di kampung Arab Melayu. Diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari ziarah ke makam Habib Husin, doa bersama, tausiah dan lainnya.
 
Makam Habib Husin terus ramai dikunjungi masyarakat,  dijadikan sebagai tujuan wisata religi bagi umat muslim yang ingin melakukan napak tilas perjalanan Habib Husin di Jambi.

BACA JUGA:Asal Mula Kaum Yahudi Hingga Terbentuk Negara Israel dan Menguasai Wilayah Palestina

Selama ini, peziarah dan pengunjung makam Habib Husin datang dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.

“Sering juga ada pengunjung dari Malaysia bahkan juga Turki dan daerah lainnya, sengaja datang mencari jejak dan makam Habib Husin,” ujar Habib Rafiq, pengelola sekaligus juri kunci Makam Habib Husin.

BACA JUGA:Terima Surat dari Nabi Muhammad SAW, Begini Respon Raja Romawi dan Persia. Fakta Peradaban yang Disembunyikan

Ia pun mengaku, meski sangat tersohor sosok Habib Husin di luar Provinsi Jambi, ternyata masyarakat lokal sendiri belum banyak yang mengetahui sejarah perjalanan dan perjuangan dakwah Habib Husin.

Di penghujung wawancaranya dengan Jambi Ekspres, Habib Rafiq pun berharap, ke depan semakin banyak masyarakat khususnya anak muda yang tertarik menggali lagi sejarah perkembangan agama Islam di Jambi, salah satunya dengan menjadikan makam Habib Husin sebagai salah satu tujuan wisata religinya. (dpc)

BACA JUGA:25 Tahun Depati Parbo Diasingkan di Ternate di Sana Ia Dianggap Dukun Sakti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: