Tersangka Fitria Nengsih Istri Siri Bupati Meranti? Istri Sah 18 Tahun Kerja di BRI

Tersangka Fitria Nengsih Istri Siri Bupati Meranti? Istri Sah 18 Tahun Kerja di BRI

Fitria Nengsih, Muhammad Adil dan Rinarni--

 

Sebelum menjadi Kepala BPKAD, Fitria Nengsih pernah menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Meranti.

 

Perempuan berkulit putih, bertahi lalat di bibir atas dan berkacamata ini secara tampilan memang sekilas terlihat lebih muda dibanding istri sah Muhammad Adil.

 

Istri sah Bupati Meranti Muhammad Adil bernama Hj Rinarni. Dalam sehari-hari masyarakat Meranti memanggilnya dengan sebutan Hj Rinarni Adil.

 

Ibu tiga anak ini terbilang aktif, selain menjabat sebagai ketua TP PKK Kabupaten Kepulauan Meranti, ia juga merupakan Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Meranti masa jabatan 2020-2025.

 

Hj Rinarni juga gemar dengan olahraga voli. Melihat dari situs meranti.go.id disebutkan bahwa akhir 2022 lalu Hj Rinarni pernah membuat turnamen voli ‘Hj Rinarni Cup’ yang diikuti oleh 35 klub di Kabupaten Meranti.

 

Dalam situs resmi Pemkab Meranti itu, terlihat Rinarni juga rajin turun ke kecamatan dan desa dalam tugasnya sebagai Ketua TP PKK.

 

Rinarni sebenarnya juga disiapkan oleh suaminya Muahammad Adil untuk masuk ke dunia politik.

 

Adil dalam suatu kesempatan pernah mengatakan bahwa ia ingin mengajak istrinya ini ikut peruntungan dalam pemilihan legislatif DPRD Provinsi Riau daerah pemilihan Meranti, Bengkalis dan Dumai.

 

Hal ini diungkapkan Adil sebelum ia menjadi Bupati Meranti pada tahun 2018 lalu.

 

Adil juga memperkenalkan istrinya Rinarni sebagai pensiunan Bank BRI yang telah 18 tahun mengabdi di BRI.

 

Kini, Muhammad Adil telah ditangkap oleh KPK. Ia diamankan Kamis (6/4) malam lalu dibawa KPK ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jumat (7/4) Adil kemudian ditetapkan sebagai tersangka.

 

Bukti awal yang berhasil diamankan KPK adalah uang tunai senilai Rp1,7 Miliar, terdiri dari uang suap untuk auditor BPK Rp1,1 Miliar dan sisanya uang hasil pungutan fee proyek dari SKPD.

 

Adapun kronologi tangkap tangan ini, kata Alexander, dilakukan atas laporan masyarakat yang menyampaikan dugaan penyerahan uang kepada penyelenggara negara pada Kamis (6/4). (dpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: