>

Melebihi Sinetron, Lebih dari 75 Persen Masyarakat Indonesia Tahu Kasus Ferdy Sambo

Melebihi Sinetron, Lebih dari 75 Persen Masyarakat Indonesia Tahu Kasus Ferdy Sambo

Tersangka pembunuhan Brigradir J, Ferdy Sambo, menggunakan rompi tahanan Kejaksaan saat digiring menuju kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri di gedung Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) Jakarta, Rabu (5/10). (Dery Ridwansah/JawaPos.com)--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Ferdy Sambo, nama ini tiba-tiba menggema di seluruh tanah air. 

Kasusnya yang dramatis membuat masyarakat mengikuti seri demi seri kasus yang dialami suami dari Putri Candrawathi ini, bahkan melebihi sinetron saja. 

Lingkaran Survei Indonesia atau LSI yang dipimpin Denny JA melakukan survei, hasilnya, kasus Ferdy Sambo memang dianggap paling dramatis. 

Terdapat lima hal yang membuat kasus ini dramatis. Pertama, apa yang dialami Ferdy Sambo didengar atau diketahui oleh mayoritas masyarakat Indonesia, di atas 75 persen.  

Denny mengatakan, tidak banyak dalam sejarah dunia, ada kasus yang didengar lebih dari 75 persen populasi negaranya, dan itu terjadi pada kasus Ferdy Sambo.  

Denny dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (18/10) menyebutkan, memang ada yang tidak mengetahui kasus ini, namun sangat sedikit, hanya 7,1 persen. Sebanyak 5,4 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab. 

Hal kedua yang membuat kasus ini dramatis karena kasus Ferdy Sambo didengar oleh berbagai lapisan masyarakat.  

Dari berbagai tingkat usia. Mereka yang berusia di bawah 30 tahun (94,4 persen) menyatakan pernah mendengar kasus Ferdy Sambo.

Di usia 30–39 tahun (88,5 persen), menyatakan pernah mendengar kasus ini.

Usia 40–49 tahun (89,1 persen) menyatakan, pernah mendengar kasus ini. 

“Yang berusia di atas 50 tahun (81,6 persen) menyatakan pernah mendengar kasus ini," ujarnya. 

Ketiga, kasus Ferdy Sambo bertahan sangat panjang jadi pembicaraan publik, bukan sehari dua hari, tapi sampai berbulan-bulan, sejak Juli hingga kini Oktober. 

Keempat, kasus Ferdy Sambo makin menarik karena bak drama yang penuh dengan isu panas dan perubahan karakter. Belum lagi cerita Sambo yang berubah-ubah. 

Semula versi polisi ini adalah kasus polisi tembak polisi, kemudian  berubah ke isu perselingkuhan.  

Lalu, kasus ini bertambah kaya dengan adanya elemen obstruction of justice karena melibatkan puluhan bahkan ratusan anak buah Ferdy Sambo.  

Motif kasus berubah lagi menjadi kasus suami bela istri, penyalahgunaan jabatan, juga tuduhan uang gelap judi daring, hingga uang narkoba.  

“Kasus Ferdy Sambo cukup dramatis selayaknya sinetron yang populer,” tutur Ardian.

Faktor kelima, karena kasus Ferdy Sambo, tingkat kepercayaan masyarakat pada polisi menurun 13 persen, dari 72,1 persen (sebelum kasus) menjadi 59,1 persen. Ini pun jadi catatan Jokowi. Ia sampaikan langsung saat mengumpulkan kapolres, kapolda dan pejabat Polri lainnya di istana. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: