Bagian 15: “Langkah yang Salah”
Ary--
Bumi sungguh tidak mampu lagi untuk mengankat tubuhnya, tenaganya habis. Dengan langkah terseok, Bumi menyeret kakinya, di depannya Agana benar – benar tidak berdaya menerima semua perlakuan Mamanya. Bumi memeluk kaki Mamanya, “Ma, Bumi salah, maafin Bumi.” Tangis Bumi pecah, Mama hanya memberikan Bumi tamparan, namun Kakaknya Agana, disiksa habis – habisan oleh Mamanya.
“Ma, Bumi salah, Maafin Bumi.” Bumi terus mengulangi kalimatnya dengan tubuh bergetar hebat dan tangis yang tiada henti, memeluk kaki Mamanya kian erat. Degup jantung Bumi kian berpacu hebat, bahkan Bumi tidak mampu merasakan detak jantungnya. Pandangan Bumi mulai gelap, sayup – sayup dia dapat mendengar suara teriakan Agana dan Mamanya.
“Ma, Bumi salah, maafin Bumi.” Bumi masih terus bergumam, pandanganya samar melihat wajah mamanya khawatir, harusnya sedari tadi seperti ini, maka kakaknya Agana tidak perlu merasa sesakit itu. Bumi terus bergumam meminta maaf, dan wajah Agana adalah pandangan terkahir yang dapat ia tangkap sebelum semuanya menjadi gelap.
“Kakak, maafin Bumi.” Bisik Bumi, nyaris tidak bersuara. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: