MUARABUNGO, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Linda dan Rizki kompak menyebutkan bahwa penyidik Satuan Reserse Narkoba Polres Bungo membuat Berita Acara Perkara (BAP) tidak sepenuhnya berdasarkan keterangan dari kedua terdakwa.
Pernyataan dua terdakwa kasus penyalahgunaan narkotika ini disampaikannya kepada majelis hakim dalam persidangannya di Pengadilan Negeri Bungo dengan hakim ketua Roberto Sianturi, Rabu (16/04/2025).
"Sebagian isi BAP itu benar, dan sebagiannya tidak benar yang mulia," ujar Rizki dan Linda ketika masing-masing ditanya oleh hakim.
BACA JUGA:Memprihatinkan, Bangunan dan Fasilitas SDN 77 Aurgading Bungo Banyak yang Rusak
Dalam persidangan tersebut Rizki dan Linda menyebutkan saat penandatanganan BAP mereka sudah membantah bahwa sebagian BAP tersebut tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
"Sudah kami bantah. Tapi penyidik bilang kalau ada yang tidak sesuai silahkan sampaikan saja nanti saat persidangan di Pengadilan, yang mulia," sebut kedua terdakwa.
Kedua terdakwa ini menyebutkan beberapa kejadian tidak sesuai dalam BAP tersebut. Salah satunya yakni status Wulan yang merupakan pengedar dari barang haram tersebut.
"Jadi awalnya Wulan ini mengatakan pada saya punya modal sebanyak Rp 8 juta untuk jualan sabu. Kemudian saya kenalkan Wulan ini pada salah satu bandar di Merangin," ujar terdakwa Rizki.
BACA JUGA:Tabel KUR Bank Jambi, Pinjaman 10 Juta, Perbulan Hanya Rp 100 Ribuan, Berikut Syarat Pengajuan
Kemudian lanjut Rizki, Wulan memintanya bersama Linda untuk membantu menjemput dan mengantarkan barang haram tersebut dengan janji akan mendapatkan upah.
"Jadi kami diminta menjemput barang ke Merangin. Karena kami takut, maka kami minta barang tersebut dikirim saja dengan travel. Setelah kami jemput, kemudian barang tersebut kami kasi ke Co'i warga Tanjung Gedang untuk dijual kembali," sebut Rizki.
Dijelaskannya, mereka baru tiga kali menjalankan aksinya tersebut. Pertama dan kedua barang tersebut diserahkan ke Co'i. Sementara untuk yang ketiga kali barang tersebut diambil langsung oleh Wulan.
BACA JUGA:Pemerintah Bisa Libatkan Eks Pecandu Judol, Pengamat: Jangan Hanya Sebatas Deklarasi
"Karena sudah tiga kali kemudian kami meminta upah. Wulan menyuruh kami untuk menemui Co'i. Saat menemui Co' i kami dititipkan satu kantong plastik hitam yang berisikan paket sabu dan timbangan," jelas Rizki lagi.
Setelah menitipkan plastik tersebut kemudian Co'i juga mentransfer uang sebesar Rp 2 juta melalui rekening Linda sebagai upah. Selanjutnya, pada malam hari langsung datang polisi ke rumah dua terdakwa tersebut untuk menangkap.