JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Gajah yang melalui jalur perlintasan terowongan Tol Pekanbaru-Dumai sebentar lagi akan terpantau pergerakannya.
Sebuah benda ajaib bernama Global Positioning System (GPS Collar) Februari ini akan mulai dipasang pada Gajah Sumatera di Kantung Gajah Balai Raja dan Kantong Gajah Giam Siak sekitar Tol Pekanbaru-Dumai. GPS Collar adalah alat berteknologi tinggi yang berfungsi memantau pergerakan gajah di sekitar Tol Pekanbaru-Dumai sehingga bisa diketahui posisi satwa liar sedang beredar dimana. Cara kerjanya, GPS Collar dikalungkan pada gajah - gajah yang beredar di sekitar GPS Collar kemudian benda ajaib ini akan mengirimkan sinyal berupa informasi dimana lokasi posisi gajah Tol Pekanbaru-Dumai berada. GPS Collar ini merupakan pemberian dari PT Hutama Karya (Persero) berkolaborasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau dan Rimba Satwa Foundation (RSF). Ada 2 GPS Collar yang diberikan Hutama Karya dengan harga Rp 451.600.000,- (empat ratus lima puluh satu juta enam ratus ribu rupiah). GPS Collar ini pun telah diserahkan pada Selasa (24/1) langsung oleh Branch Manager Tol Pekanbaru - Dumai Jarot Seno Wibawa kepada Kepala BBKSDA Riau Zulhusni Syukri dan Direktur RSF Genman S Hasibuan. GPS Collar diharapkan bisa melindungi perlindungan Gajah Sumatera yang hidup sekitar Tol Pekanbaru-Dumai. Hingga saat ini, hanya jalan tol trans Sumatera yang melintasi banyak kawasan hutan kemudian mempengaruhi desain strukturnya. Tol Pekanbaru-Dumai memang dilengkapi ada enam terowongan lintasan gajah, bahkan terowongan ini telah dipantau langsung oleh Presiden RI Jokowi Rabu (4/1). Dari atas badan tol Pekanbaru-Dumai, Jokowi menyempatkan diri mengintip beberapa gajah sedang beraktivitas di sekitar terowongan yang dirancang Hutama Karya. Pembangunan tol tidak boleh mengganggu perlintasan satwa yang dilindungi, kata Jokowi. Pembangunan infrastruktur lanjutnya, harus terus menjaga kelestarian satwa liar. Tak hanya di Riau, tapu juga harus akan dilakukan di tempat lain di Indonesia. Koentjoro, Direktur Operasi III Hutama Karya dalam rilis resminya menjelaskan terowongan perlintasan satwa liar memang sengaja didesain untuk mengakomodir habitat satwa liar di Jalan Tol Trans Sumatera. Di sisi lain, Kepala BKSDA Riau Genman S. Hasibuan mengatakan pembangunan ruas tol Pekanbaru-Dumai yang telah membelah habitat gajah di dua kota dan dua kabupaten di Provinsi Riau. Ada 75 Gajah Sumatera menjadi populasi gajah di area ini. “Dengan hadirnya terowongan gajah membuat pergerakan Gajah Sumatera ini tidak terganggu,” lanjutnya. Terowongan ini berada pada Tol Pekanbaru - Dumai Seksi 4. Semua terowongan ini menghubungkan 8 Kantung Gajah yang ada sisi kiri dan kanan tol. Perlintasan pertama di Sungai Takuana di Seksi 2 tak jauh dari Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak. Lima perlintasan lainnya ada di Seksi 4 dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja. Tak hanya untuk keselamatan gajah, terowongan Perlintasan Gajah di tol Pekanbaru-Dumai ini juga dibuat juga untuk menjaga keselamatan pengguna Jalan Tol. Struktur terowongan lintasan Gajah juga dirancang menyesuaikan habitat aslinya. Ukurannya clearance 5,1 meter lebarnya 40 meter. Dibangun pula pagar pengaman agar gajah di perlintasan Tol Pekanbaru-Dumai terjaga ekosistemnya. (*)