>

Dosen STIKES Harapan Ibu Jambi Penerima Hibah Kemendikbudristek, Peduli UMKM Batik Jambi

Dosen STIKES Harapan Ibu Jambi Penerima Hibah Kemendikbudristek, Peduli UMKM Batik Jambi

Foto bersama Dosen STIKES Harapan Ibu Jambi, penerima hibah Kemendikbudristek peduli UMKM Batik Jambi--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Selama beberapa pekan, rumah batik Nurhikmah di Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi  disibukkan oleh kegiatan yang bersifat edukasi.

STIKES Harapan Ibu Jambi, meraih hibah Program Kemitraan Masyarakat Pemula (PKMP) Kemendikbudristek pendanaan Tahun 2023 dengan mitra Rumah Batik Nurhikmah.

PKMP ini, merupakan salah satu program hibah kompetitif dari Kemendikbudristek, yang rutin dibuka setiap tahunnya.

STIKES Harapan Ibu Jambi melalui tim dosen dengan ketua Entianopa, SKM, M.Kes, beranggotakan Ahmad Husaini, SKM, M.Kes dan Ns. Lisa Anita Sari, MNS turut serta mengusulkan proposal kegiatan dengan judul “Kampung Safety Batik (KAMSAFTIK) melalui Pendekatan Pembelajaran dan Pemberdayaan masyarakat di Rumah Batik Nurhikmah Kota Jambi”.

Provinsi Jambi memiliki kain khas bermotif yang dikenal dengan Batik Jambi. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini juga melibatkan tim mahasiswa yaitu Dini Maranti, Zeta Zahwa dan Azurly Difi Fahrandis sebagai bentuk mendukung Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

"Batik merupakan produk dalam negeri yang mencirikan kebudayaan dan menjadi salah satu produk unggulan Indonesia, batik pun di akui oleh UNESCO sebagai budaya milik Indonesia," kata Entianopa, SKM, M.Kes Senin (9/10).

Namun, dibalik keindahan Batik Jambi yang sering dipakai, proses pembatikan tersebut menggunakan bahan baku berbahaya, yang pada pengelolaannya menghasilkan polutan yang dapat mengganggu kesehatan pekerjanya.

Kegiatan yang lakukan oleh Tim di rumah batik Nurhikmah dimulai dengan penguatan Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) yang baru saja terbentuk, kemudian penyampaian materi

“Penerapan Budaya K3 di Sektor batik” oleh Entianopa, SKM, M.Kes mengingat pentingnya pekerja batik untuk selalu menggunakan alat pelindung diri dengan baik dan benar.

"Salah satu tuntutan AFTA (ASEAN Free Trade Area, red), 2015 yaitu meningkatkan kualitas dan perlindungan produk dalam negeri (batik) untuk dapat bersaing dengan produk luar negeri, dimana dalam proses produksinya harus memperhatikan aspek keselamatan kerja dan kesehatan para pekerjanya," jelasnya.

Adanya dampak berupa gangguan kesehatan pada pekerja batik tidak luput dari perhatian Tim, sehingga perlu dilakukan pemberian materi mengenai “Akibat Lanjut Terkait Kesehatan bagi Pembatik” oleh Ns. Lisa Anita Sari, MNS, yang dilakukan atas dasar keluhan yang dirasakan oleh pekerja batik.

Disamping itu, pemeriksaan kapasitas paru bagi pekerja batik juga dilakukan oleh Tim untuk mengetahui sejauh mana kondisi kesehatan terhadap dampak dari polutan dalam proses membatik.

"Berdasarkan hasil dari hasil pemeriksaan tersebut, sebagian besar pekerja batik mengalami penurunan kapasitas paru," terang Ns. Lisa Anita Sari, MNS.

Setelah dilakukan anamnesa singkat, didapatkan fakta bahwa pada tahapan pelekatan lilin, pekerja batik tidak dapat menggunakan masker dikarenakan mereka harus meniup lilin yang telah dituangkan dari canting keatas kain, hal ini dilakukan secara terus menerus, sehingga uap lilin yang mengandung bahan kimia terinhalasi (terhirup).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: