Masa Depan Petani Coklat RI Cerah? Baca Tulisan Kuntoro Boga Andri
Indonesia masih impor biji kakao untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang masih sangat besar-Foto: Antara-
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Masa depan petani coklat di RI cerah. Kuntoro Boga Andri, Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan di Kementerian Pertanian dalam tulisannya menulis tentang potensi dan prospek biji kakao.
Komoditas kakao sangat dihargai di seluruh dunia karena manfaat kesehatannya, terutama karena kandungan antioksidan, seperti procyanidin dan flavonoid.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kakao secara rutin dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan memperbaiki sirkulasi darah.
Industri kakao untuk kuliner juga mengalami perkembangan pesat di seluruh dunia. Di berbagai negara, cokelat tidak hanya hadir sebagai produk makanan manis, tetapi juga diolah menjadi sajian gourmet yang kompleks dan eksklusif. Cokelat artisan, misalnya, merupakan produk premium yang menggunakan biji kakao terpilih dan melalui proses pengolahan yang lebih cermat untuk menghasilkan cita rasa unik.
Sementara itu, tren cokelat sehat atau functional chocolate yang diperkaya dengan nutrisi tambahan juga berkembang pesat.
Namun, industri di balik komoditas yang begitu berharga ini menghadapi beragam tantangan, mulai dari tekanan lingkungan, penurunan tingkat produksi, hingga tantangan pengendalian mutu serta tuntutan pasar terhadap keberlanjutan.
Produksi kakao Indonesia kini mengalami stagnan, bahkan mengalami penurunan, meskipun peran coklat untuk perekonomian nasional masih sangat besar.
Pada Tahun 2021, luas lahan kakao di Indonesia tercatat 1,5 juta hektare, mengalami penurunan dari 1,7 juta hektare pada Tahun 2017. Produksi kakao Indonesia pada Tahun 2022 mencapai 667,3 ribu ton, dari jumlah tersebut, lebih setengahnya untuk komoditas ekspor, yaitu 385.981 ton, dengan nilai mencapai 1,26 miliar dolar AS atau sekitar Rp20 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: