Kematian Mirna, Dokumenter Jessica dan Ferdy Sambo
Mirna, Jessica dan Ferdy Sambo--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Hari itu Rabu 6 Januari 2016, Jessica membuat janji temu dengan sahabatnya Wayan Mirna.
Mirna adalah teman lama Jessica, sebelum akhirnya punya kehidupan masing-masing, mereka adalah temah kuliah di kampus yang sama, di Australia.
Lama tak berjumpa, mereka akhirnya lepas kangen di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Namun musibah datang, usai meminum es kopi Vietnam pesanannya, Mirna tak sadarkan diri. Di tengah perjalanan menuju Rumah Sakit Abdi Waluyo, Mirna meninggal dunia.
Terakhir, polisi menyatakan bahwa di kopi Vietnam yang diseruput Mirna mengandung zat racun sianida, di dalam lambung Mirna juga disebut ada racun itu.
Indonesia heboh, saat itu belum banyak sosmed, mana ada TikTok, mana populer Instagram, facebook dan youtube juga tak sepopuler sekarang.
Melalui layar kaca TV, semua mata lalu tertuju pada Jessica yaitu sahabat Mirna yang masih duduk bersama, sesaat sebelum kematiannya.
Media, masyarakat, semua menyorot Jessica. Pun penegak hukum. Semua fokus dengan peran Jessica terhadap kematian Mirna.
Endingnya, Kamis 27 Oktober 2016, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan Jessica bersalah atas kematian Mirna.
Kata hakim, Jessica telah meracuni Mirna, jadi Jessica harus dipenjara 20 tahun lamanya.
Kini, 7 tahun sudah Jessica menjalani masa hukuman penjara, namun tiba-tiba Indonesia kembali tersentak, memori masyarakat Indonesia kembali berputar ke belakang.
Sebuah film yang mengisahkan perjalanan hidup Jessica, tetiba muncul dalam bentuk dokumenter dengan judul Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso, dirilis oleh Netflix.
Salfok! Karena dalam dokumenter itu ternyata juga ada sosok Ferdy Sambo. Sambo adalah terpidana penjara seumur hidup dan terbukti bersalah terlibat pembunuhan berencana terhadap ajudannya sendiri, Brigadir Yosua Hutabarat.
Dalam film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso ini, Ferdy Sambo tak muncul dalam format bergerak namun dalam cuplikan foto.
Di foto itu Ferdy Sambo tak sendiri, ada rekannya yang lain yang ikut menangani kasus kematian Mirna, salah satunya adalah Irjen Pol. Krishna Murti yang kini adalah Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri.
Pikiran netizen pun jadi melayang, kenapa harus ada Ferdy Sambo? Entah karena kepercayaan netizen yang terlanjur jatuh ke dasar jurang atas dosa Ferdy Sambo, atau entah karena apa, hanya netizen lah yang tahu.
Saat kasus kematian Mirna, Ferdy Sambo adalah Wakil Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Krishna Murti ketika itu pangkatnya lebih tinggi dari Ferdy Sambo, sudah Kombes dia waktu itu.
Krishna, Sambo dan tim mereka lah yang melakukan serangkaian proses penyelidikan atas kasus kematian Mirna.
Kerja polisi sempat diprotes oleh kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan. Kata Otto, kopi yang diperiksa di laboratorium kriminal (labkrim) Mabes Polri itu telah terkontaminasi.
Masih menurut Otto, terbalik-balik apa yang disita dengan apa yang diperiksa. Yang Disita adalah 2 gelas 1 botol, namun yang diperiksa malah berubah menjadi 2 botol 1 gelas.
Belum lagi, kopi itu kata Otto telah berpindah-pindah media, itu tidak sah, kan bisa saja masuk angin, terkontaminasi, dan lain-lainnya, Otto punya pikirannya sendiri karena itu memang tugas dan ilmunya.
Lupakan sejenak soal Ferdy Sambo dan Khrisna Mukti, kita kembali ke sosok Jessica.
Dalam dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso, ternyata juga terdapat beberapa point janggal yang ditonjolkan si pembuat film.
Pertama terkait hasil outopsi Mirna. Film ini menyorot outopsi Mirna hanya sebatas pengambilan sampel isi lambung dan tidak ada proses pembedahan. Perut Mirna tak dibedah, otak Mirna tak dicek, intinya jenazah Mirna masih utuh.
Film itu juga menyorot soal temuan sianida di lambung Mirna yang hanya 0.2 mg, temuan ini setelah tiga hari kematiannya.
Soal ciri-ciri meninggal karena racun sianida yang tidak terdapat di tubuh Mirna, juga ikut dibahas.
Ahli mengatakan jika seseorang meninggal karena racun sianida, maka tubuhnya akan memerah, sementara jenazah Mirna membiru.
Namun yang terjadi, ayah Mirna Edi Darmawan tiba-tiba pagi sebelum sidang, membawa foto Mirna yang jenazahnya sudah berubah menjadi merah.
Pihak Jessica pun merasa janggal ketika melihat barang bukti dan keterangan yang muncul saat sidang.
Dalam film dokumenter itu, juga ditayangkan Jessica yang tiba-tiba diminta petugas untuk berhenti melakukan wawancara dengan tim film dokumenternya.
Dari film dokumenter ini pula, pikiran netizen sempat dibuat melayang, terutama ketika ikut ditayangkan berbagai pernyataan dari ayah Mirna, Edi Darmawan.
Muncul pula opini di berbagai media sosial, jangan-jangan ayah Mirna juga jahat, jangan-jangan ini, itu.
Namun tentu ini perlu pembuktian, tak boleh asal menuduh. Bisa saja tebak-tebakan itu salah, pun sebaliknya.
Saat ini, hanya Tuhan lah yang tahu kebenaran sesungguhnya, selain Tuhan, Jessica dan Ferdy Sambo mungkin juga sangat tahu. (dpc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: