>

Jadi Ibu Bahagia, Atasi Baby Blues

Jadi Ibu Bahagia, Atasi Baby Blues

ilustrasi--

JAMBIEKSPRES.CO.ID- Sosial media sempat dihebohkan dengan unggahan video di akun tiktok @akaross_. Dalam video tersebut, tampak petugas stasiun sedang membantu menenangkan seorang ibu yang diduga berniat membuang bayinya. Kejadian di Stasiun Pasar Minggu itupun menuai sejumlah komentar yang mengatakan kemungkinan si ibu mengalami baby blues

Apa itu baby blues?

Baby blues merupakan sebuah sindrom atau gangguan psikologis yang sebagian besar dialami oleh ibu pasca melahirkan. Kondisi ini biasanya muncul selama 14 hari pertama setelah melahirkan.

Ciri-ciri paling umum seorang ibu mengalami baby blues di antaranya timbul perasaan cemas, marah, dan sedih yang berlebihan, serta sulitnya berkonsentrasi melakukan sesuatu. Meski sangat umum terjadi, namun dalam beberapa kasus, Baby Blues Syndrom bisa saja berujung kepada gangguan yang lebih serius, seperti depresi perinatal yang mengharuskan penanganan medis. Untuk itu, perlu adanya perhatian khusus kepada ibu yang baru melahirkan agar baby blues dapat ditangani dengan baik. 

Penyebab Baby Blues

Sindrom baby blues biasanya disebabkan oleh perubahan drastis yang dialami seorang ibu, mulai dari fisik hingga kondisi yang harus dialami setelah melahirkan, seperti:

Waktu Istirahat Kurang

Memiliki seorang bayi tentu memerlukan perhatian ekstra. Apalagi jika sang ibu mengurus anaknya sendiri. Setiap ibu baru melahirkan akan bergelut dengan waktu ganti popok, memberikan ASI atau membuat susu, menenangkan si bayi ketika menangis, dan banyak hal lainnya dalam 24 jam. Sementara kondisi fisik ibu setelah melahirkan belum tentu langsung pulih seperti semula. Hal inilah yang sering membuat ibu sangat kelelahan sehingga perasaan bercampur aduk antara capek, sedih, hingga ingin marah.

Adaptasi Menjadi Ibu

Sebagai ibu baru, banyak hal yang sebelumnya tentu tidak pernah dilakukan dan mengharuskan sang ibu belajar dan beradaptasi. Mulai dari menyusui, memandikan bayi, atau bahkan hanya untuk menenangkan si bayi saja mungkin menjadi hal yang dirasa sulit. Seperti yang kita tahu, terkadang kita harus mencari sendiri jawaban kenapa si bayi menangis, apakah karena popok, lapar, atau kurang nyaman. Situasi seperti inilah yang dapat mengganggu psikologis sang ibu. Sang ibu bisa jadi merasa stres, perasaan tidak mampu menjadi ibu, sedih karena gagal atau berbeda dengan ibu lain sehingga memicu timbulnya baby blues.

Perubahan Hormon

Secara medis, ibu yang baru melahirkan akan mengalami penurunan kadar estrogen dan progesteron di kelenjar tiroid yang kemudian berdampak pada suasana hati ibu yang sulit ditebak.

Gangguan Mental

Faktor lain yang memicu Baby Blues juga bisa saja dari rekam medis si ibu yang sebelumnya memiliki riwayat gangguan psikologis, seperti gangguan kecemasan, depresi, ataupun bipolar. Sehingga dalam beradaptasi menjadi ibu kesehatan mental ibu menjadi sangat rentan terkena baby blues syndrom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: