Usulan Candi Muaro Jambi Jadi Warisan Dunia Terhambat Gara-Gara Stockpile Batu Bara

Usulan Candi Muaro Jambi Jadi Warisan Dunia Terhambat Gara-Gara Stockpile Batu Bara

KUNJUNGI CANDI: Mendikbud RI Nadiem Makarim bersama Dirjen Kebudayaan ketika mengunjungi Candi Muaro Jambi beberapa waktu lalu.--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi bakal diusulkan kembali menjadi warisan dunia UNESCO.

Usulan ini akan dilakukan pemerintah pada 2025 mendatang. Hal itu setelah pengajuan sebelumnya pada 2009 ternyata gagal.

Sejauh ini satu diantara yang menjadi penghambat yaitu masih terdapat 12 perusahaan stockpile batu bara di dalam kawasan yang seluas 3.981 hektare.

Oleh karenanya, keberadaan perusahaan itu sekaligus menghambat kawasan cagar budaya ini masuk kategori world heritage.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V Jambi-Bangka Belitung Agus Widiatmoko menyampaikan pihaknya sudah memugar satu situs candi yang tepat berada dekat dengan tumpukan batu bara.

Pembebasan lahan dari stockpile batu bara bukanlah tugas BPK Wilayah V, sehingga Ia akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Candi Teluk I sudah kita pugar, itu nanti kita bekerja sama dengan pemerintah daerah bagaimana mengatasinya,” sebutnya.

Tidak hanya itu, BPK Wilayah V yang sebelumnya bernama BPCB ini juga sudah melakukan pengupasan dan pemugaran Situs Candi Koto Mahligai, Menapo Parit Duku, dan Candi Gedong, pada 2022.

Tahun depan, BPK Wilayah V menargetkan pemugaran Candi Sialang dan Menapo Alun-alun.

Agus bilang terus mengupayakan kawasan percandian ini memenuhi syarat menjadi warisan dunia ala UNESCO.

“Kita sudah punya tentatif list UNESCO pada 2009. Apa yang harus dilakukan, syarat UNESCO tidak hanya memelihara candinya, tetapi juga membawa masyarakat bagaimana bisa sejahtera,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jambi Al Haris mengakui memang masih terdapat perusahaan batu bara dan kelapa sawit di kawasan percandian itu. Pihaknya masih mengupayakan pembebasan lahan agar kawasan ini dapat dikelola lebih baik.

“Kita sudah mulai membebaskan lahan di sini. Warga yang bermukim ini tidak langsung bersentuhan dengan zona inti candi. Tetapi, masih ada perusahaan yang kita sadari berada di kawasan 3.900-an hektar itu,” akunya.

Ia pun mengatakan pihaknya masih mempersiapkan Pelabuhan Ujung Jabung. Sehingga ke depan stockpile batu bara di kawasan percandian dapat diatasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: