BUMN China Lanjut Tancap Bor Migas Jambi Hingga 2043, Klaim Sudah Investasi Rp81,5 T di RI

BUMN China Lanjut Tancap Bor Migas Jambi Hingga 2043, Klaim Sudah Investasi Rp81,5 T di RI

PetroChina International Jabung Ltd melanjutkan kontrak operasinya di Jambi hingga 20 tahun mendatang sejak 2023 hingga 2043-Foto: Tangkap Layar Instagram @petrochina_id-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – BUMN asing yang berbasis di Beijing, melalui anak usahanya PetroChina International Jabung Ltd masih akan lanjut tancap bor di RI pasca memperpanjang kontrak sebagai operator Wilayah Kerja (WK) Jabung di Provinsi Jambi hingga 2043.

Perpanjangan kontrak itu mulai berlaku sejak 2023 hingga 20 tahun mendatang. Penandatanganan perpanjangan kontrak ini sudah dilakukan di Jakarta sejak 12 November 2021 lalu bersama SKK Migas.

Perpanjangan masa operasi mulai tahun ini telah pula mencatatkan PetroChina sebagai pengelola WK Jabung selama kurang lebih 40 tahun. PetroChina telah mengoperasikan WK Jabung ini sejak 20 tahun lalu atau sejak 2002 dan lanjut hingga 20 tahun mendatang.

Adapun perjalanan WK Jabung dimulai pada tahun 1993, tahun itu untuk pertamakali ditemukan cadangan minyak di North Geragai Field Tanjung Jabung Timur. Saat itu Blok Jabung masih dikelola oleh Devon Energy, perusahaan migas asal Amerika Serikat.

Tahun 1997 produksi pertama Devon Energy di Blok Jabung dimulai. Kemudian PetroChina mengambil alih Blok Jabung pada tahun 2002, PetroChina sejak 2006 kemudian sukses mempertahankan produksi harian rata-rata di atas 50.000 barel setara minyak per hari (BOEPD).

Sampai dengan tahun 2020, produksi WK Jabung telah mencapai 362,22 juta barel setara minyak (MMBOE) minyak, gas, dan kondensat.

Di masa perpanjangan kontrak Wilayah Jabung, PetroChina juga terus aktif melaksanakan program pengeboran demi meningkatkan produksi. Sampai saat ini, tiga sumur pengembangan telah mulai ditajak, sebuah awal yang bagus dari target pengeboran 11 sumur sepanjang 2023.

Dikutip dari keterangan resmi SKK Migas, Qian Mingyang, Presiden PetroChina untuk Indonesia, mengatakan RI adalah negara tempat investasi luar negeri pertama yang dipilih BUMN China bernama China National Petroleum Corporation itu. “Negara ini memiliki arti khusus bagi China National Petroleum Corporation," ujarnya.

Ia juga optimis bisa ikut berkontribusi memenuhi target migas RI tahun 2030 menuju 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD).

BACA JUGA:Sempat Ditekel Perusahaan Spanyol dan Singapura Kini Migas Blok Jambi Merang Murni Digarap Pertamina

BACA JUGA:Mengintip Proyek-Proyek Migas Perusahaan Happy Hapsoro Suami Puan Maharani

Selaku operator WK Jabung, PetroChina tak sendiri, bersama Konsorsium Jabung diantaranya PT Pertamina Hulu Energi Jabung, PT GPI Jabung Indonesia, dan mitra non operator Petronas Carigali (Jabung) Ltd.

Sekedar informasi, sejak 2002 hingga 2020, PetroChina mengklaim telah melakukan investasi sebesar USD 5,71 miliar atau sekitar Rp 88,88 triliun (nilai tukar Rp15.040,3 per dolar) dan lebih dari USD 20 juta atau Rp 308 miliar untuk program-program pemberdayaan masyarakat.

Dalam perpanjangan kontrak ini, PetroChina berharap pemerintah RI terus memberi dukungan dalam pengoperasian WK Jabung ini. PetroChina kata Qian juga akan memaksimalkan potensi lokal di daerah WK Jabung.

Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, selama ini SKK Migas menilai PetroChina telah tercatat sebagai operator WK migas paling produktif di Indonesia.

Produksi migasnya stabil, Kontribusi WK Jabung dalam lifting migas nasional juga sangat signifikan, PetroChina Jabung bahkan masuk dalam jajaran 7 besar KKKS terbesar di Indonesia

BACA JUGA:RI Obral Skema Bagi Hasil 50-50 ke Kontraktor WK Migas Resiko Tinggi Demi Dongkrak Investasi

BACA JUGA:Wow! RI Berhasil Temukan Cadangan Migas Baru di Lepas Pantai Balikpapan

Sampai dengan kuartal III 2021, capaian lifting minyak PetroChina Jabung tercatat sebesar 15.181 barel per hari (bph) dan lifting atau penyaluran gas sebesar 172 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Angka ini lebih tinggi 5% minyak dan kondensat dari target yang ditetapkan APBNP sejumlah 15.157 bph, dan 4% lebih tinggi dari target sebesar 164 MMSCFD untuk lifting gas.

“Ini adalah bentuk nyata dukungan industri hulu migas mendukung upaya pemenuhan energi untuk pembangunan yang berkelanjutan," jelas Dwi.

Sekedar informasi, China National Petroleum Corporation (CNPC) bermarkas di Dongcheng, Beijing. CNPC tercatat sebagai pemegang 90% saham perseroan di Petrochina Company Ltd yaitu perusahaan minyak dan gas terbesar di China

Perusahaan ini tak hanya mengurus tancap bor migas, namun juga mengoperasikan lebih dari 20 ribu pom bensin yang tersebar di seluruh dunia. (dpc)




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: