Jokowi: Polisi Jangan Jadi Backing TPPO! 20 Pemuda Jambi Masih Ditahan di Malaysia

Jokowi: Polisi Jangan Jadi Backing TPPO! 20 Pemuda Jambi Masih Ditahan di Malaysia

Presiden Jokowi-Foto: BPMI Setpres-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Jokowi dengan tegas memerintahkan Kapolri agar jangan ada pihak kepolisian yang menjadi backing aktivitas tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

 

Hal ini disampaikan Menko Polhukam Mahfud MD kepada media usai menggelar rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta (30/5).

 

Kata Mahfud, Presiden Jokowi sangat tegas melarang kepolisian mendukung sindikat perdagangan orang.

 

"Presiden tadi perintahkan ke Kapolri tidak ada backing-backing bagi penjahat,' ujar Mahfud.

 

Presiden juga memerintahkan langkah cepat, dalam waktu satu bulan membuktikan ke masyarakat bahwa negara, polisi, TNI dan aparat terkait lainnya hadir dan cepat untuk ini.

 

Kata Mahfud, laporan dari Ketua Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, lebih dari 1.900 mayat pekerja Indonesia yang dipulangkan ke RI dalam setahun terakhir.

 

Mahfud mencontohkan, NTT sejak Januari hingga Mei sudah menerima kepulangan 55 mayat korban perdagangan orang.

 

Kata Mahfud setelah rapat dengan Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (30/5).

 

Baru-baru ini, kepolisian juga berhasil menyelamatkan 25 orang korban perdagangan orang yang terjadi di Myanmar.

 

Sementara di Filipina, ada 240 korban perdagangan yang berhasil diselamatkan.

 

20 Pemuda Jambi Korban TPPO di Malaysia

 

Sementara itu, Jambi juga mencatat kasus TPPO pada Mei 2023. Ada 20 pemuda Jambi telah menjadi korban dan kini sedang ditahan di Malaysia sejak Maret 2023 lalu.

 

Gubernur Jambi Al Haris mengatakan ia intens melakukan komunikasi dengan pihak KBRI menanyakan kabar 20 pemuda Jambi yang kini masih tertahan.

 

Semua pemuda Jambi itu kata Al Haris masih berada dalam keadaan sehat dan masih berada di safe house di bawah pengawasan pihak kepolisian negara Malaysia.

 

Semua anak-anak Jambi itu diduga menjadi korban TPPO karena sebelum berangkat dijanjikan bekerja sebagai marketing namun sesampainya di Malaysia malah dijadikan operator judi online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: