Universitas Tertua di Aceh Ketiban Dampak Tol Sibanceh

Universitas Tertua di Aceh Ketiban Dampak Tol Sibanceh

Jalan tol Trans Sumatera terus dikebut pembangunannya oleh pemerintah, beberapa daerah bahkan mengusulkan wilayahnya dilalui proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini-Foto: Dokumen BPJT-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Kehadiran Jalan Tol Sigli - Banda Aceh (Tol Sibanceh) ikut berdampak terhadap universitas tertua di Provinsi Aceh yaitu Universitas Syiah Kuala. 

 

Menurut keterangan resmi Badan Pengelola Jalan Tol, jalan Tol Sibanceh nantinya akan mempersingkat akses ke Universitas Syiah Kuala menjadi 45 menit saja melalui GT Padang Tiji - GT Kuta Baro. 

 

Sebelumnya jika melewati jalan nasional, bisa menghabiskan waktu sampai 2,5 jam perjalanan. Tol Sibanceh memangkas waktu hingga 105 menit. 

 

Tol Sibanceh merupakan salah satu ruas Jalan Tol Trans Sumatera yang memiliki peran penting  mendorong perkembangan perekonomian di Sumatera secara umum dan Aceh secara khusus. 

 

Kehadiran tol ini akan menurunkan biaya operasional, maupun logistik barang dan jasa, bahkan akses menuju Universitas Syiah Kuala ikut terdampak.

 

Tak hanya itu, Jalan Tol Sigli - Banda Aceh juga mempersingkat akses logistik ke Pelabuhan Internasional Malahayati. 

 

Melewati GT Padang Tiji - GT Baitussalam hanya 1 jam saja dari yang sebelumnya bisa mencapai 3,5 jam perjalanan. 

 

Dengan dibangunnya ruas tol ini sendiri akan memangkas jarak dan waktu tempuh perjalanan dari Banda Aceh ke Sigli dari sekitar 3 jam dengan kondisi jalan yang  berkelok-kelok melalui perbukitan menjadi  hanya 1 jam perjalanan. 

 

Jalan Tol Sigli - Banda Aceh memiliki panjang 74 kilometer. Terdiri dari 6 seksi dan dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Hutama Karya dengan nilai investasi sebesar Rp 12,53 triliun. 

 

Sekarang ada tiga seksi yang telah operasi, yaitu Seksi 2 Seulimeum-Jantho sepanjang 6,26 km. Seksi 2 ini telah mulai digunakan sejak setahun lalu, tepatnya pada 8 Maret 2022.

 

Kemudian telah operasi juga Seksi 3 Jantho-Indrapuri sepanjang 16,37 km. Seksi ini  beroperasi lebih dua tahun lalu, sejak 26 Februari 2021, 

 

Dan jalur lain yang telah operasi yaitu Seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang sepanjang 14,60 km. Seksi ini telah beroperasi lebih dulu, sejak 1 Juli 2020 dan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Agustus 2020.

 

Sisanya, yaitu Seksi 5 Blang Bintang-Kuto Baro sepanjang 7,30 km, sekarang progress konstruksinya telah mencapai  98,97%.

 

Seksi 6 Kuto Baro-Simpang Baitussalam sepanjang 5,10 km saat ini progres konstruksi 82,07 persen dan ditargetkan bisa rampung pada Maret 2023 ini. 

 

Sedangkan untuk Seksi 1 Padang Tidji-Seulimum dengan panjang 24,68 km, pembebasan lahannya sudah 98,15 persen rampung, sementara progres konstruksinya sebesar 81,19 persen dengan target operasional adalah Desember 2023 mendatang. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: