Bagian 2: “Password 486”

Bagian 2: “Password 486”

Ari Hardianah Harahap--

“Sok, apa yang mau gue dengerin?” Tanya Cipta bingung, mengamati sekitar takut – takut yang disampaikan Jeje sangat rahasia.

“Mengucapkan cinta empat kali sehari, tersenyum delapan kali, dan mencium enam kali. Hari satu-satunya password yang terbuka tidak ada yang tahu, jadi hanya kamu yang bisa memilikiku,”

“Hah?” Bingung Cipta.

“Lirik lagu,” Ungkap Jeje.

“Terus?” Tanya Cipta.

“Buat calpn cewe gue…” Bisik Jeje pelan.

Cipta terkejut menutup mulutnya, “Lo nyanyiin?!” Tanya Cipta tak menyangka.

“Nggak.” Nada kalimat Jeje semakin menyendu. “Gue nyatain.” Lanjut Jeje dengan nada pelan.

“Anjir! Lebay banget nying, diterima?!” Tanya Cipta penasaran.

“Dia bilang….” Jeje sempat ragu melanjutkan kalimatnaya, “Dia bilang dia nggak suka jamet Cip!” Jeje kembali menangis histeris memeluk Cipta. Mendengarnya Cipta menertawakan Jeje dengan keras, dan kebetulan yang pas Magenta berdiri di depan pintu Toko Sepatu hendak membuang sampah.

“Magenta! Hahahaha!” Cipta tertawa memanggil Magenta yang tengah menatap kedunya heran, berbeda dengen Jeje yang menegang di pelukan Cipta, “lo tahu Jeje baru ditolak, mana dikatain Jamet sama cewenya! Sial gue nggak bisa berhenti ketawa.” Cipta kembali terbahak – bahak. Entah Cipta menyadari atau tidak, ekspresi Magenta berubah, wajahnya memerah, dan secara sengaja menginjak kaki Cipta kuat saat hendak pergi membuang sampah!”

“MAGENTA!! SAKIT ASTAGA!” Teriak Cipta mengipasi kedua tangannya, saat ia ingin mengadu pada Jeje didapatinya ekspresi Jeje yang tengah merah padam, dengan ekspresi marah.

“Jee…” Panggil Cipta bingung.

“Rasain! Nih Gue tambahin!” Kesal Jeje menginjak kaki Cipta.

“ARGH!! JE LO KENAPA?!!”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: