>

Seminar Kajian Tudung Lingkup, Upaya Mengangkat Kembali Budaya Sekoja

Seminar Kajian Tudung Lingkup, Upaya Mengangkat Kembali Budaya Sekoja

Saat pembukaan kegiatan Seminar Kajian Tudung Lingkup--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Tudung Lingkup merupakan salah satu budaya yang ada di Seberang Kota Jambi (Sekoja) sejak ratusan tahun yang lalu.

Secara etimologi, Tudung Lingkup merupakan kain yang menutupi kepala dan wajah seorang wanita, yang pada masanya digunakan oleh anak gadis yang sudah masuk pada masa usia pernikahan. Kain ini juga menjadi simbol bahwa wanita yang menggunakannya sudah untuk berumah tangga.


Peserta yang mengikuti kegiatan Seminar Kajian Tudung Lingkup--

Saat ini sudah jarang ditemui di Sekoja wanita yang menggunakan Tudung Lingkup tersebut, namun keberadaannya pernah ada dan dipraktekkan oleh nenek moyang orang Seberang Kota Jambi. Karena dianggap pentingnya untuk kembali mengangkat budaya Tudung Lingkup tersebut, Museum Siginjei melaksanakan Seminar Kajian Tudung Lingkup di Museum Gentala Arsy Seberang Kota Jambi yang berlangsung pada Kamis (10/11/2022). 


Narasumber saat menyampaikan materi--

Kegiatan Kajian Koleksi Tudung Lingkup ini dibuka oleh Kasi Pengelolaan Koleksi Museum Siginjei (Mudzakir) dihadiri oleh Kasubbag TU Museum Siginjei (Syafriani) dengan narasumber yaitu Drs. H. M. Munzir yang merupakan Penggiat Budaya dan warga Sekoja. Adapun peserta kegiatan itu yaitu berasal dari Mahasiswa, masyarakat umum hingga tenaga pendidik. 


Foto bersama usai kegiatan seminar--

Kasi Pengelolaan Koleksi Museum Siginjei, Mudzakir, S.Pd mengatakan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, maka keberadaan budaya Tudung Lingkup perlu kembali diperkenalkan kepada generasi penerus bangsa. Museum Siginjei sudah sepatutnya melaksanakan amanat undang-undang tersebut. "Budaya Tudung Lingkup ini telah lama telah hilang, untuk itu perlu dilakukan pengkajian secara bersama-sama agar dapat kembali diketahui, sehingga tidak hilang oleh waktu," jelasnya 

 

Setelah seminar kajian ini, apabila Tudung Lingkup ini bernilai kebudayaan yang baik, maka alangkah baiknya pula jika keberadaannya kembali dilestarikan. Setelah seminar ini diharapkan ada kelanjutannya, tidak hanya sebatas seminar saja. "Dulu Tudung Lingkup ini kegunaannya juga untuk menutupi aurat, saat ini budaya ini semakin tergerus dengan budaya nasional dan budaya luar sehingga mulai terlupakan," imbuhnya. (kar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: