Bagian 15: “Padahal Kita Cuma Berdua, Rasanya Kaya di Rimba”

Bagian 15: “Padahal Kita Cuma Berdua, Rasanya Kaya di Rimba”

Ari Hardianah Harahap--

“Namanya manusia, ya kadang hidupnya sesukanya aja, peduli amat sama orang lain, ora urus.”

-Zona

>>>***<<<

Zona tengah melintang – lintang disamping Arya, berguling ke kanan dan kiri sedang Arya hanya meratapi nasibnya, sebab jika Arya beranjak sedikit saja, suara Zona sudah berteriak dari sabang sampai maurake, rasanya sudah hidup seperti tarzan. “Mas kita tinggal di hutan aja nggak sih, biar better sweet kayak tarzan dan ceweknya itu loh, nanti gagah pasti Mas koloran doang!” Saran Zona yang tiba – tiba yang langsung dilempari Arya dengan sandal rumahnya saat itu juga.

“Mas – Mas lo pala lo peyang!” Umpat Arya saat itu juga, berteriak di samping Zona yang langsung mengusap kupingnya panas. “jangan ngegas dong, salting juga jangan buat orang tuli!” Balas Zona dengan suara yang lebih keras, hingga Arya menyumpal mulut Zona dengan tangannya.

“Tolong rumah gue, suara lo entar kita di grebek tetangga tau rasa lo!” Kesal Arya, sebab suara Zona rasa – rasanya sudah mengalahkan toa di masjid komplek apartemennya, “Ya gapapa om, kan visi saya om nikah sama om!” Balas Zona bersemangat, Arya malah menampar keningnya, “Bocah nggak waras!” Kesal Arya.

Zona terkikik, menyusul Arya yang meninggalkannya sendiri di ruang tamu. Percayalah, walau intesitas Zona sangat sering bertamu di rumah Arya, dirinya tidak pernah menginjakkan kakiknya ke kamar Arya, sebab sungguh walau ia wanita yang sangat bar – bar dan minim ilmu pengetahuan, Zona menjunjung tata krama dan budi pekerti, sebab adab di atas ilmu.

“Om, janji sama saya, abu abu juga nggak apa apa, asal jangan ninggalin saya!” saran Zona yang dibalas Arya dengan titipan sinis, saking gabutnya bersama Zona, sengaja Arya tinggalkan Zona sendirian dan menggunting apapun yang bisa ia gunting, sebab hasrat dirinya sekarang lebih besar inging menggunting – gunting setiap tubuh Zona dan memberinya pada ikan piranha yang kelaparan.

“Om,” Panggil Zona.

“Hmm,” Jawab Arya seadaanya.

“Gini aja, soalnya kita pernah ada di ramai tapi rasanya sepi.”

“Padahal kita cuma berdua, rasanya kayak hidup di rimba,” Ejak Arya yang langsung dihadiahi pelototan langsung oleh Zona.

“Dasar tua bangka!” Umpat Zona. (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: