>

Yusuf, Digital Art Muda Jambi, Tak Niat Lagi Cari Kerja, Tapi Buka lapangan Kerja

Yusuf, Digital Art Muda Jambi, Tak Niat Lagi Cari Kerja, Tapi Buka lapangan Kerja

Keberanian anak muda satu ini patut diacungi jempol. Setelah lulus kuliah Ia bukan sibuk mencari pekerjaan seperti para sarjana muda lainnya. Namun berupaya menggali bakat agar bisa berwirausaha sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

MUHAMMAD HAFIZH ALATAS

LAHIR 3 September 1992. Pemuda asal Sabak, Tanjung Jabung Timur ini memiliki kemampuan seni dan praktek yang menggunakan teknologi digital (digital art). Kemampuan tersebut Ia dapat otodidak. Sejak kecil Ia memang hobi menggambar.

Jasa dari kemampuannya lebih banyak dipasarkan di media sosial. Peminat karyanya sebagaian besar masahasiswa.

Mengambil jurusan akuntansi, Yusuf lulus dari Uneversitas Jambi sejak 2015 silam. Propesi yang dijalani saat ini sungguh berbanding terbalik dengan ilmu yang dipelajarinya di bangku kuliah.

“Kuliah di Akuntansi,” kata Yusuf saat dijumpai Harian Pagi Jambi Ekspres, di galerinya kawasan Telanaipura Kota Jambi, kemarin (21/3).

Anak kedua dari tiga bersaudara ini memang sudah hobi menggambar sejak masih duduk di bangku SD. Namun Ia mendalami menggambar saat duduk di bangku kuliah.

“Di kampus aktif organisasi. Saya bagian humasnya, jadi kerjaannya buat gambar dan desain,” imbuhnya.

Dengan hobnya pula Yusuf menuai prestasi di kampus. 2012 silam Ia mewakili mashasiswa Jambi ikut lomba poster tingkat nasional. Ia mampu menjadi finalis pada ajang itu.

Setelah lulus kuliah 2015, Yusuf sempat bimbang harus kemana. Ia sempat berkeja di percetakan ternama di Jambi sebagai desaign. Namun karena merasa susah diatur, Yusuf mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Ia memutuskan untuk menjalani usaha digital art dengan segala keterbatasaanya.

“Kawan-kawan dulu suka minta buati spanduk. Kita ambil jasa desainnya aja, cetaknya di luar,” imbuhnya.

Saat ini, sebut Yusuf, dirinya lebih fokus di digital art, yakni, kartun wajah. “Pemasarannya lebih fokus online melalui Instagram @elokdigital,” ujarnya.

Produk yang dihasilkan Yusuf dijual dengan harag Rp 80 hingga Rp 200 ribu. Tergantung besar kecilnya. Kini omzetnya bisa mencapai Rp 10 juta per bulan.

“Rata-rata sehari ada 3-5 pesanan. Tidak niat lagi cari kerja, niatnya buat lapangan kerja,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: