>

DISWAY: Tol Al Haka

DISWAY: Tol Al Haka

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Air Sirup

Liam
Saya sebenarnya punya harapan yang sangat tinggi kepada PKS waktu itu, Partai baru citra baru. Tetapi hati saya hancur ,ketika ternyata pentolannya ketauan main komisi impor sapi. Bukan karena saya penggemar sapi. Tapi lebih ke pengertian pragmatis. Daging sapi itu sangat penting dalam masyarakat bawah, yang acap kali hanya mampu menyediakan daging sapi di atas meja makan keluarga hanya pada tiao hari raya , dan bahkan sudah menjadi simbol kesejahteraan. kolusi dalam komisi impor sapi menunjukan ketidakpedulian, pembiaran,egoisme. Lauk berharga yang di tunggu-tunggu tiap hari raya ,tetap mahal.

 

Udin Salemo

Aat itu seperti Tom & Jerry. Saling kejar. Saling merindukan. Hehehe...

 

Leong Putu

Telor dadar telor mata sapi Telor bebek telor puyuh. . itu jenis jenis telor

 

Mirza Mirwan

????? ??? ?????? ?? ????? ?? ?????? ???? Mungkin tak ada jamaah Disway yang pernah berdoa seperti itu. Tetapi, saat penjaringan caleg pada pemilu 1982, saya pernah selama beberapa hari berdoa seperti itu. \"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari (godaan) politik dan para politisi. Ceritanya, ketika itu saya diminta menjadi caleg DPRD dari Golkar. Tetapi saya menolak. Padahal menjadi caleg Golkar di zaman itu tidak perlu modal -- lain ceritanya dengan caleg PPP dan PDI (belum ada P-nya). Penolakan saya itu, ya, karena saya memang tak tergoda untuk berpolitik praktis. Saya malah merekomendasikan teman lain. Di kemudian hari teman saya ini empat kali melenggang ke Senayan. Saat lebaran 2019 saya bertemu adik teman saya itu -- yang ternyata tidak akur dengan kakaknya. Ia mengira saya pasti menyesal karena dulu menyodorkan kakaknya menjadi caleg, hingga bisa duduk di DPRD kota satu periode, DPRD Provinsi dua periode dan empat periode di DPR, sementara pekerjaan saya tidak jelas. \"Kalau aku berani membakar jembatan, aku tak akan pernah menolehnya lagi, Mas,\" jawab saya. Dan ternyata ia tidak mengerti apa maksud jawaban saya itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: