>

DISWAY: Tol Al Haka

DISWAY: Tol Al Haka

Pryadi Satriana

NU sendiri menyatakan tidak terikat dengan organisasi politik mana pun. NU BUKAN alat politik partai mana pun. Gus Yahya sudah menyatakan dengan tegas: kembali ke khittah! Prinsip ini harus dikonkritkan dalam program kerja NU. Program2 yg memberdayakan umat. Untuk \"membebaskan\" umat dari politik praktis, apalagi yg bernuansakan politisasi agama, yg sering disuarakan parpol berbasiskan agama, baik secara samar maupun vulgar. Kedepannya, NU harus bicara \'kriteria\' dan bukan \'orang\'. Serahkan kepada Nadliyin untuk memilih orang yg memenuhi kriteria -- yg Islami, yg moderat, yg toleran, yg santun, yg amanah -- dan jangan mengintervensi. Misalnya, jangan katakan: \"Mahfud itu bukan orang NU!\" Itu ndhak lucu. Itu saru. Kalau sekarang Jazuli bilang \"NU \'harus\' PKB\", maka sekarang NU perlu menanggapi -- melalui struktur, jaringan, dan sumber daya yang ada pada NU -- dg pesan singkat: \"LUPAKAN JAZULI, IKUTI GUS YAHYA.\" Gitu aja kok repot ... Salam.

 

Udin Salemo

Bernyanyi sekalipun kalau tidak suka akan terasa duri dalam daging. Bagi kami orang turunan Melayu pantun adalah seni. Dan kami menikmati seni.

 

Johan

Wow komentar pantun semakin masif. Apakah karena ada disinggung Abah di artikel kemarin? \"Padahal, di zaman ini, colokan HP lebih penting dari pantun terbaik Aryo sekali pun.\" Kalimat ini jika ditafsirkan, bisa berupa pujian, bisa juga sebagai sindiran halus. Ingatan ini melayang ke tahun 2000an awal, ketika SMS masih sarana utama untuk mengirimkan pesan. Karena sering dinas keluar kota yang mengakibatkan saling jarang bertemu, dalam satu hari, saya mengirimkan biasa 4 kali SMS ke pacar, yang isinya berupa pantun atau puisi. Dengan tujuan untuk membuatnya sering tersenyum dan hati berbunga-bunga. Sampai suatu hari pacar saya mengirimkan SMS balasan : \"Bang, tolong ya, cukup dgn pantun n puisinya. Aku bosan. Lain kali kalau ndak penting ndak usah sms.\" Sampai si pacar yang sekarang sudah jadi istri saya, dia masih ngomel kalau teringat SMS pantun dan puisi yang saya kirim setiap hari. Apalagi kalau saya coba mulai berpantun untuk menggodanya. Langsung dicegah dengan kata : Preeet!

 

Fadil Wira Dwi B.

Abah, emang dibolehkan ya kurikulum \"semaunya\" seperti itu? Mana muatan lokalnya, mana muatan wajib nya dst..?? Apa lulusannya jg bisa daftar ke kampus-kampus negri/swasta? Saya sendiri setuju dgn kurikulum yg ringkas seperti itu, tp masalahnya apa dibolehkan sama Dinas???

 

Komentator Spesialis

Bisa. Contoh sekolah ank saya. 2 tahun bisa dibilang full belajar agama dan tahfidz. Baru tahun terakhir belajar mata pelajaran umum. Itupun mata pelajaran yang diujikan di UN dan test masuk universitas saja. Hasilnya, anak paham agama, bahasa arab, penghafal Al Qur\'an. Tetapi banyak yang masuk universitas negeri bergengsi. Kalau mau ikut test sekolah ke Universitas luar seperti Universitas Islam Madinah dll. juga bisa. Bahkan sampai ada yang juara olimpiade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: