Dari 5.000 Dosen Kampus Swasta di Jambi-Sumbar, Baru 39 Orang yang Profesor

PADANG, JAMBIEKSPRES.DISWAY.ID - Persoalan mutu dosen di kampus swasta Jambi-Sumbar masih jadi pekerjaan rumah bersama. Dari 5.000 dosen yang ada ternyata baru 39 orang yang profesor.


Tak hanya guru besar (profesor), dari 115 perguruan tinggi swasta di Provinsi Sumbar dan Jambi, baru sekitar 25 persen dosen yang menyandang status lulusan strata tiga (S3) atau doktor.


Angka ini tergolong kecil dan menjadi perhatian serius Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti).


Demikian disampaikan Kepala LLDikti Wilayah X Afdalisma di Kota Padang, Senin (26/5/2025), dalam acara rapat kerja LLDikti Wilayah X yang mengusung tema "Penguatan Tridarma Perguruan Tinggi Untuk Mewujudkan Pendidikan Tinggi Bermutu dan Berdampak", dikutip dari Antara.


Ia mengatakan LLDikti Wilayah X telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi swasta melalui sejumlah program.


"Tujuan akhirnya bagaimana perguruan tinggi swasta bisa meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan yang melahirkan lulusan berkualitas," ujar dia.


Implementasi Kampus Berdampak juga sangat penting, ditujukan agar riset dan hasil penelitian yang dihasilkan perguruan tinggi bisa langsung dirasakan masyarakat, atau menjadi solusi dalam mengatasi berbagai persoalan.


LLDikti menekankan pentingnya implementasi Kampus Berdampak untuk memajukan pendidikan tinggi di tanah air.


"Pada 2 Mei 2025, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) meluncurkan program Diktisaintek Berdampak dan ini harus diimplementasikan di setiap perguruan tinggi," lanjut Afdalisma.


"Yang tidak kalah penting adalah akreditasi perguruan tinggi. Dari 115 perguruan tinggi swasta di wilayah LLDikti X, belum satupun yang memiliki peringkat unggul," ujarnya.


Afdalisma juga menyinggung soal penyusunan jumlah perguruan tinggi swasta di Jambi-Sumbar.

Pada 2024 terdapat 117 perguruan tinggi swasta yang berada di bawah naungan LLDikti Wilayah X. Namun, pada 2025 terdapat penurunan menjadi 115 akibat adanya penggabungan perguruan tinggi sesuai kebijakan Kemdiktisaintek. (*)

Sumber: