Menjelang Pidato Prabowo di PBB, Dosen UNJA Rumuskan 6 Pesan Diplomasi Indonesia
Mochammad Farisi, LL.M--
Keenam, selain kelima poin diatas, hal lain yang tidak kalah penting untuk dibahas adalah Ketahanan pangan dan energi: menghadapi krisis akibat perang maupun perubahan iklim. Keamanan siber dan tata kelola AI: membangun norma internasional agar teknologi tidak menjadi alat dominasi. Serta Kesehatan global: pembelajaran dari pandemi Covid-19 harus diwujudkan dalam arsitektur kesehatan internasional yang lebih adil.^7
Mengangkat isu-isu ini akan membuat pidato Prabowo tidak hanya ideologis, tetapi juga praktis dan relevan dengan kebutuhan dunia.
Pentingnya Retorika: Jangan Datar, Harus Menggelegar
Substansi pesan penting, tetapi public speaking atau cara menyampaikan sama pentingnya. Bung Karno di 1960 meninggalkan kesan karena retorikanya lantang, penuh metafora, dan mengajak audiens merasakan urgensi perubahan.
Prabowo harus menghindari gaya pidato datar dan birokratis. Suaranya harus berwibawa, dengan intonasi naik-turun yang tepat, jeda strategis untuk menekankan pesan, dan kalimat singkat yang mudah diingat.
Belajar dari fenomena viral seperti pelajar Nepal, Abiskar Raut, yang mampu membakar semangat audiens hanya dengan energi vokal dan keyakinan, Prabowo bisa memadukan wibawa presiden dengan gairah moral seorang pejuang.
Menjaga Kontinuitas Sejarah Diplomasi Indonesia
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



