Menjelang Natal dan Tahun Baru, Harga Bahan Pokokdi Kota Jambi Melonjak
Pedagang cabai di kota Jambi saat tengah melayani pembeli beberapa waktu lalu.--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID– Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga sejumlah kebutuhan pokok di kota Jambi kembali merangkak naik.
Pantauan di Pasar Aurduri pada Minggu (23/11) menunjukkan beberapa komoditas strategis mengalami kenaikan signifikan, memicu kekhawatiran masyarakat terhadap potensi lonjakan harga hingga akhir tahun.
BACA JUGA:Bocah Berusia 10 Tahun Tenggelam di Sungai Batang Tebo, Pencarian Oleh Tim SAR Dilanjut Besok
Komoditas yang paling mencuri perhatian adalah cabai merah keriting yang kini dibanderol Rp85 ribu per kilogram. Meski lebih rendah dari hari sebelumnya yang mencapai Rp100 ribu per kg, harga tersebut masih dianggap memberatkan.
“Sabtu kemarin sempat 100 ribu per kg. Sekarang turun sedikit, tapi tetap tinggi,” ujar Jesika, pedagang cabai.
BACA JUGA:55 Tahun Berkarya untuk Indonesia, MMKSI Terus Memberdayakan Setiap Perjalanan Keluarga
Bawang merah juga tak kalah bergejolak. Harganya kembali naik ke angka Rp40 ribu per kg, setelah beberapa waktu lalu turun ke Rp30 ribu per kg.
“Kadang naik, kadang turun. Mungkin pengaruh pasokan dari luar daerah atau cuaca di daerah penghasil,” kata Wulandari, pedagang di Pasar Aurduri.
BACA JUGA:Dua Pria Ditangkap di Kos, Polisi Sita Puluhan Paket Sabu Siap Edar
Tidak hanya bumbu dapur, harga protein hewani pun ikut merangkak. Ayam potong kini berada di kisaran Rp40 ribu per kilogram. Ramsia, pedagang ayam, menyebut faktor pemasok sebagai penentu utama.
“Harga ayam tergantung toke. Kalau mereka naikkan, kami ikut naik,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa ayam yang sudah dibersihkan dibanderol lebih mahal.
BACA JUGA:Verstappen Juara di GP Las vegas, Pertipis Jarak dengan Norris
Kenaikan harga menjelang Nataru bukan hal baru. Biasanya, tingginya permintaan, pasokan yang tidak merata, serta cuaca ekstrem di daerah penghasil menjadi penyebab utama fluktuasi harga.
Para pedagang berharap pemerintah daerah dapat ikut mengantisipasi gejolak harga melalui operasi pasar atau stabilisasi pasokan, agar lonjakan harga tidak semakin membebani masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



