Kata Berjawab di Halaman, Seloko Adat Jambi Hidup Kembali di Museum Siginjei
Kata Berjawab di Halaman, Seloko Adat Jambi Hidup Kembali di Museum Siginjei--
JAMBIEKSPRES.CO.ID – Museum Siginjei kembali menghadirkan nuansa budaya khas daerah dengan menggelar Lomba Seloko Adat pada Rabu, 24 September 2025. Bertempat di halaman museum, acara ini diikuti oleh sebanyak 50 pasang peserta dari berbagai kalangan masyarakat berusia 20 hingga 55 tahun.
Kehadiran peserta dalam jumlah besar menandai antusiasme masyarakat Jambi terhadap tradisi lisan yang sarat makna ini. Seloko Adat Jambi dikenal sebagai warisan budaya lisan berupa peribahasa, pantun, atau ungkapan kiasan yang menyimpan petuah, nasihat, dan pedoman hidup masyarakat Melayu Jambi. Lebih dari sekadar bahasa simbolik, seloko adat menjadi perekat nilai moral, etika, serta kerap digunakan dalam berbagai upacara adat, salah satunya prosesi pernikahan. Tema lomba kali ini pun diambil dari konteks “kata berjawab di halaman saat resepsi pernikahan”, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari adat istiadat Melayu Jambi.
BACA JUGA:Geger, Warga Bajubang Temukan Dua Mayat Tergelatak dengan Leher Nyaris Putus, Polisi Masih Mendalami
Sejak pagi, halaman Museum Siginjei dipadati oleh peserta dan penonton yang ingin menyaksikan kemeriahan lomba. Suasana kian hangat ketika satu per satu pasangan peserta tampil dengan penuh ekspresi dan intonasi khas Melayu Jambi. Setiap pasangan diberi waktu delapan menit untuk melantunkan seloko adat, menghadirkan suasana seperti pada prosesi adat sebenarnya.
Panitia Pelaksana Lomba Seloko Adat, Krisviorini mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian Museum Siginjei terhadap kelestarian budaya daerah. “Seloko adat adalah identitas kita sebagai orang Jambi. Melalui lomba ini, kami ingin memperkenalkan kepada generasi muda bahwa dalam sebuah pernikahan adat, ada proses kata berjawab yang penuh makna. Tradisi ini jangan sampai hilang ditelan arus modernisasi,” ujarnya.
BACA JUGA:Diduga Mengantuk Mobil Truck Oleng dan Hantam Warung di Pemayung, 3 Orang Luka Berat
Ia menambahkan, kegiatan serupa direncanakan menjadi agenda rutin tahunan agar tradisi lisan Jambi tetap hidup di tengah masyarakat. “Harapan kami, generasi muda tidak hanya sekadar mengenal, tetapi juga mampu mempraktikkan seloko adat di kehidupan sehari-hari maupun dalam upacara adat,” tambahnya.
Dari hasil penilaian dewan juri, keluar sebagai juara pertama pasangan Raden Sanusi dan Saipul, yang berhasil memukau dengan penguasaan seloko yang kuat, ekspresi mantap, dan penghayatan penuh makna. Juara kedua diraih oleh Ardi dan Mardian Syah, sedangkan juara ketiga jatuh kepada M. Firdaus dan Rifai. Untuk kategori harapan, masing-masing diraih oleh Zauhudin dan Muflin (Harapan I), Nus Askin dan Supardi (Harapan II), serta Suryadi dan Rendi Nata (Harapan III). Terhadap para pemenang, panitia memberikan hadiah berupa uang pembinaan, piala dan sertifikat penghargaan.
BACA JUGA:Diduga Mengantuk Mobil Truck Oleng dan Hantam Warung di Pemayung, 3 Orang Luka Berat
Kemeriahan lomba seloko adat ini diharapkan mampu memberi inspirasi bagi masyarakat luas untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya Jambi. Tradisi lisan yang telah diwariskan turun-temurun ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga cermin kebijaksanaan leluhur yang tetap relevan untuk kehidupan masa kini.
Melalui penyelenggaraan lomba di ruang publik seperti Museum Siginjei, seloko adat kembali mendapat ruang dan perhatian, sekaligus menjadi media edukasi bahwa nilai-nilai tradisional bisa tetap hidup berdampingan dengan perkembangan zaman. (*/kar)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



