Sawah di Tiga Kecamatan Terdampak Kekeringan

Sawah di Tiga Kecamatan Terdampak Kekeringan

Area persawahan di Semurup, Kecamatan Air Hangat dilanda kekeringan.-Foto: Istimewa-

KERINCI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Sawah dilanda kekeringan terjadi di KERINCI. Sejumlah petani di Kabupaten KERINCI, Jambi mengalami gagal panen akibat kemarau panjang. Musim kemarau yang terjadi sejak dua minggu terakhir tersebut berdampak pada keringnya pasokan air. 

Kondisi kekeringan air irigasi akibat kemarau melanda puluhan hektare lahan persawahan di Desa Semurup tepatnya dibelakang pasar Semurup yang digarap Tiga Kecamatan yakni Kecamatan Air Hangat, Air Hangat Barat dan Depati Tujuh, sejak dua minggu terakhir. 

BACA JUGA:BBM di Bengkulu Langka, Harga Eceran di Seluma- Bengkulu Tembus Rp 30.000 Per Liter

Hal ini membuat petani yang sawahnya telah ditanami padi terancam rusak dan mati dengan kondisi tanah yang mulai mengering dan retak-retak.

Salah seorang petani setempat menjelaskan tidak adanya hujan akibat kemarau yang terjadi sejak dua minggu terakhir menyebabkan tanaman padi mereka yang berumur sekitar 15 hari terancam mati. 

BACA JUGA:Tiga Dosen Magister Teknologi Pendidikan UNJA Raih Hibah Bergengsi DPPM Kemendiktisaintek 2025

"Setidaknya di area ini ada sekitar puluhan hektar lahan sawah yang mengalami kekeringan akibat tidak adanya pasokan air yang mengalir dari irigasi," katanya. 

Selain tanah yang retak, kondisi irigasi juga memprihatinkan, karena sudah ditumbuhi rumput yang cukup tebal. "Kita minta Pemerintah Daerah dan Dinas terkait untuk segera turun melihat kondisi dilapangan," katanya. 

Arman warga lain juga mengatakan hal yang serupa bahwa sawah yang sudah ditanami padi tanahnya sudah retak dan menguning karena kekeringan. 

Selain kekeringan, kondisi petani yang sedang melaksanakan musim tanam mengalami berbagai persoalan yang di hadapi baik bibit, pupuk dan pengairan jauh lebih penting untuk menjaga rutinitas produksi bisa terjamin lancar dan sangat mempengaruhi kesejahteraan petani dan produksi pangan demi menjaga swasembada pangan secara nasional. 

"Bila petani gagal panen sangat berdampak multi efek negatif yang di timbulkan, Pemerintah Daerah jangan cuma bisa numpang panen saja, tapi tidak memperhatikan pada proses penanaman," ujarnya singkat. 

Sementara itu, Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Depati Parbo Kerinci menyampaikan bahwa Kabupaten kerinci dan sungai penuh saat ini sudah memasuki awal musim kemarau pada Mei hingga Oktober 2025.

Hal ini disampaikan Kepala Stasiun BMKG Depati Parbo Kerinci, Kurnia Ningsih. Ia mengatakan musim kemarau secara umum akan berlangsung hingga Oktober 2025.

"Untuk suhu rata - rata 24 ' C, suhu maximal bisa mencapai 32' C," katanya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: