“Air zamzam yang menjadi hak jemaah nanti sudah ada di asrama haji dan akan didistribusikan ke kabupaten kota masing-masing. Banyaknya 10 liter, kalau sebelumnya itu hanya 5 liter jadi ada penambahan sesuai permintaan pemerintah Indonesia,” sebutnya.
Terpisah, perkembangan terakhir di tanah suci sudah sebanyak 9 Jamaah asal Jambi yang meninggal dunia. Terakhir seorang jamaah meninggal pada Kamis 6 Juli 2023.
Seorang jemaah haji itu berasal dari Kloter BTH 20 Provinsi Jambi berasal dari Kabupaten Merangin yang bergabung pada Maktab 23 Sektor Syisyah, Arab Saudi. Atas nama Parjono Kromo Tani berusia 66 tahun dengan nomor porsi 500046140 menjadi jemaah haji kesembilan yang wafat di tanah suci dari Provinsi Jambi.
“Berita duka: Innalillahi wa Inna ilaihi rojiun. Telah wafat jemaah kita atas nama. H. Parjono Kromo Tani dari Kloter BTH 20 asal Kabupaten Merangin Provinsi. Jambi di RS King Faisal Arab Saudi. Semoga Khusnul Khotimah. Allahumaghfirlahu warhamhu wa’afiha wa’fuanhu.” tulis kabar yang dilaporkan oleh petugas Kloter BTH 20 kepada PPIH Provinsi Jambi melalui laman resmi Kanwil Kemenag Jambi.
Lebih lanjut diinformasikan bahwa almarhum dibawa ke Masjid Al Muhajirin untuk dimandikan, kemudian disalatkan di Masjidil Haram, dan dimakamkan di pemakaman Sharae yang memang pada umumnya menjadi area pemakaman jemaah haji atau umrah yang meninggal dunia saat berada di Jeddah dan Mekkah.
Catatan yang tertulis dalam Sertifikat Kematian (Certificate of Death) dari Indonesia Medical Mission menyatakan bahwa almarhum meninggal dunia pada Kamis (6/7) pukul 01.30 Waktu Arab Saudi (WAS) setelah mengalami kondisi Abses paru (Abscess of Lung with Pneumonia) adalah dan pembentukan kavitas (lubang) pada jaringan paru yang berukuran lebih dari 2 sentimeter. Lubang ini berisi kumpulan jaringan paru yang mati (nekrosis) akibat infeksi bakteri. Kondisi ini merupakan bagian dari infeksi paru.
Dengan demikian, almarhum menjadi jemaah haji kesembilan yang meninggal dunia dari provinsi Jambi.
Di bagian lain, posisi bus yang ditumpangi jamaah haji Indonesia gelombang kedua dari Mekah ke Madinah mulai Senin (10/7) terpantau global positioning system (GPS) oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Zaenal Muttaqin, Kepala Daerah Kerja Madinah di Kantor Urusan Haji daerah kerja setempat, Sabtu (8/7) menjelaskan sesuai dengan arahan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, pihaknya akan men-tracking bus jamaah haji Indonesia dari Mekah menuju Madinah.
“Jadi, kami sudah berkoordinasi dengan naqobah dan perusahaan atau syarikah bus yang ada di 11 perusahaan tersebut. Kita minta GPS dan user id-nya, sehingga posisi bus dari Mekah, kami bisa mengetahuinya,” kata Zaenal.
Untuk memastikan pemantauan bus-bus yang membawa jamaah haji Indonesia, sambung Zaenal, pihaknya telah menyiapkan perangkat atau alat yang diperlukan dan sumber daya manusia (SDM) yang mengoperasikannya.
Zainal mengaku sudah berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan hotel di Madinah yang akan menerima kedatangan jamaah gelombang dua dari Mekah ke Madinah dengan harapan mereka sudah siap menerima kedatangan jamaah Indonesia secara maksimal.
Selain itu, terkait dengan konsumsi jamaah, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan 21 perusahaan yang akan memberikan layanan katering untuk jamaah haji Indonesia.
“Kami sudah koordinasi dengan 21 perusahaan katering. Kami sampaikan apresiasi dari pimpinan berkaitan dengan komitmen dan layanan yang baik. Alhamdulillah mereka antusias dan bersemangat terhadap pelayanan gelombang yang pertama dan siap untuk pelayanan gelombang kedua,” kata Zaenal.
Zaenal menegaskan seluruh komponen terkait dengan proses persiapan layanan gelombang kedua sudah siap dan harapannya semuanya bisa berjalan dengan lancar dan tanpa kendala apapun. (aba/ant)