Selasa 15-05-2018,00:00 WIB

Selan itu, Ali Sadikin juga meminta masyarakat untuk memberikan dukungan moril kepada anggota Polri dalam menangani masalah tersebut, karena pelaku teror  tidak hanya terjadi di lapangan, melainkan juga di media sosial, mereka memainkan peran di Media Sosial.

‘’Kita jangan gampang menerima informasi dan pernyataan-pernyataan di Medsos, serahkan semuanya pada aparat yang berkompeten,’‘pukasnya.

Kutuk Aksi Surabaya

Sementara itu, serangkain aksi terorisme akhir-akhir ini, teranyar di Surabaya, mendapatkan perhatian dari banyak pihak.

Salah satunya dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jambi yang secara tegas mengutuk tindakan tersebut.

Pernyataan ini disampaikan FKUB dalam keterangan persnya yang digelar Senin siang kemarin (14/5).

Pernyataan sikap ini ditandatangani oleh sejumlah perwakilan dari berbagai agama, yakni H. M. Aminullah (Islam), Pdt. Hutagaol (Kristen), Gregorius Langgeng (Katolik), Dewa Ketut Hastina (Hindu), Bhadra Putra (Budha), dan Bemy (Konghuchu).

Adapun pernyataan sikap itu yakni, pertama mengutuk keras aksi terror yang biadab dan tidak berperikemanusiaan tersebut. Kedua menyatakan turut berbelasungkawa para korban dan keluarganya serta meminta pemerintah memastikan remedy atau pemulihan yang memadai bagi korban atau keluarganya sehingga memperoleh keadilan dan layanan negara. 

Tiga mendukung aparat keamanan mengungkap pelaku dan membongkar motif di balik aksi Bom bunuh diri tersebut. Keempat meminta masyarakat agar selektif dalam mengakses informasi yang beredar dan tidak menyebarkan foto atau video korban serta pemberitaan HOAX  terkait peristiwa tersebut.

Kelima mengajak masyarakat Provinsi Jambi untuk membentengi diri dari aksi intoleransi, radikalisme dan terorisme dengan memperkuat peran seluruh elemen masyarakat dan menjaga kerukunan hubungan antar umat beragama.

Keenam mengibarkan bagi seluruh elemen masyarakat untuk tidak bermain-main dengan isu intoleransi, radikalisme, dan terorisme dengan memberi ruang inkubasi yang kondusif bagi mereka untuk melakukan aksi kekerasan di Indonesia.

Ketua FKUB Provinsi Jambi, Arman Safaat mengajak masyarakat Provinsi Jambi harus sadar dan memahami bahwa radikalisme dan terorisme. Tindakan ini sudah memprihatinkan dan dinilainya menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai bersama.

‘‘Kebangkitan sel tidur kelompok jaringan terorisme penting untuk dicermati. Kasus Mako Brimob dan aksi teroris di Surabaya merupakan tragedi kemanusiaan dan berpotensi mengganggu kerukunan antar umat beragama di Indonesia yang sudah terjalin dengan baik selama ini,’‘ ujarnya.

FKUB Jambi mencatat ada empat rangkaian aksi terroris sepanjang tahun 2018 yang menonjol. Hal ini dimulai sejak aksi tahanan teroris di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat (Jabar) hingga aksi bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

Tak jauh berbeda, Pemkot Jambi bersama FKUB menyatakan sikap tegas terhadap peristiwa teror bom bunuh diri di  Surabaya. FKUB Kota Jambi medeklarasikan supaya masyarakat Kota Jambi bersatu padu untuk tidak terprovokasi dengan kejadian ini.

Tags :
Kategori :

Terkait