Ganti Pelatih Timnas Indonesia Menjadi Pertaruhan Terbesar PSSI
Patrick Kluivert--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- PSSI resmi telah mengganti pelatih timnas dari era Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert.
Suka atau tidak, pergantian pelatih di sepak bola adalah hal yang wajar. Ada yang yang dilakukan di awal musim, di akhir musim, dan ada yang dilakukan di tengah musim.
Dikutip dariDan PSSI memutus kontrak Shin Tae-yong di tengah-tengah perjuangan timnas Indonesia menembus putaran final Piala Dunia 2026.
Indonesia ada di posisi ketiga klasemen sementara Grup C dengan koleksi enam poin dari enam pertandingan.
Jay Idzes dan kolega berjarak 10 poin dari Jepang di puncak dan cuma selisih satu poin dari Australia di posisi kedua. Dengan empat pertandingan tersisa, target yang disepakati PSSI dan Shin di putaran ketiga, yaitu finis di posisi ketiga dan keempat untuk mengambil tiket tersisa dari putaran keempat, masih on track.
Namun, PSSI mengambil langkah mengejutkan. Mereka merasa bukan Shin orang yang mengantarkan Indonesia ke Piala Dunia. Di tanggal 6 Januari atau setelah dua pekan Indonesia gagal ke semifinal ASEAN Cup 2024, Erick Thohir mengumumkan perpisahan dengan Shin yang masih memiliki kontrak sampai Juni 2027.
PSSI memilih meninggalkan orang yang mengangkat level Indonesia dari beberapa tahun terakhir dan memilih Patrick Kluivert sebagai nahkoda baru.
Dalam enam bulan ke depan, pertaruhan PSSI dan era baru timnas Indonesia ada di tangan pemegang top skor keempat sepanjang masa timnas Belanda tersebut.
Meski Erick memilih pelatih asal Belanda karena ada keterikatan budaya antara Belanda dan Indonesia, termasuk melimpahnya pemain diaspora Indonesia yang memiliki darah negara berjuluk Negeri Kincir Angin itu, hal tersebut tak menjamin transisi Shin ke Kluivert berjalan sempurna.
Begitu juga nama besar Kluivert tak bisa berarti jaminan nasib kelolosan Indonesia ke Piala Dunia 2026. Korea Selatan pernah merasakan kepahitan karena gagal juara Piala Asia 2023 ketika menunjuk striker top Jerman, Jurgen Klinsmann, sebagai pelatih. Hal ini juga berlaku dengan Roberto Mancini yang tak berkutik menangani Arab Saudi di putaran ketiga.
Terlalu berisiko, itulah frasa yang tepat. Hadirnya pelatih baru berpotensi memicu perombakan tim yang dimana mayoritas pemain-pemain tim Garuda saat ini, sudah bersama-sama kurang lebih satu tahun dengan pakem formasi tiga bek. Formasi ini berbeda dengan gaya sepak bola menyerang ala total football dari Kluivert yang suka formasi 4-3-3.
Filosofi permainan Kluivert adalah sepak bola menyerang dengan dominan pada penguasaan bola. Ini berbeda dengan pendekatan Shin yang menyukai permainan defensif kuat, dengan mengandalkan permainan pragmatis serangan balik.
Pertaruhan PSSI akan terlihat pada 2,5 bulan ke depan, tepatnya saat Kluivert pertama kali memimpin laga Indonesia ketika melawan Australia di Sydney dan Bahrain di Jakarta. Pada konteks ini, langkah PSSI bisa dipuji dan juga bisa dicaci.
Kluivert bisa menjadi Wayne Rooney yang hebat sebagai pemain tapi tidak saat melatih. Pertaruhan Erick pada Kluivert juga bisa mengulangi penunjukannya pada Frank de Boer di Inter Milan yang cuma bertahan tiga bulan. Ada kemungkinan gagal, tapi di dalam pertaruhan, selalu ada peluang berhasil. Pada akhirnya, hanya waktu yang bisa menjawabnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: