Dewan Dorong Percepatan Perbaikan Ruang Kelas Sekolah yang Rusak
Guru memberi materi pelajaran kepada siswa kelas IV di ruang perpustakaan yang dijadikan kelas di SDN 109 Desa Ladang Panjang, Muaro Jambi, Jambi, Jumat (17/1/2025). Sekolah itu dalam kondisi rusak. ---Foto: Istimewa-
MUAROJAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID -Anggota DPRD Muaro Jambi, Usman Halik, meminta kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi untuk melakukan percepatan perbaikan ruangan kelas sekolah yang rusak yang saat ini cukup memprihatinkan.
Ini mengingat, saat ini di Kabupaten Muaro sendiri masih banyak ruang sekolah yang kondisinya rusak baik ringan, sedang dan parah atau cukup memprihatinkan. Seperti halnya SDN 109 Desa Ladang Panjang, Muaro Jambi.
Sekolah dasar yang dibangun pada tahun 1983 ini harus memanfaatkan ruang perpustakaan yang rusak sebagai ruang kelas karena kurangnya ruang belajar. Hal tersebut sudah berlangsung cukup lama.
Hal ini tentu harus menjadi perhatian penting bagi pemerintah mengingat hal ini merupakan kebutuhan dasar bagi peserta didik. "Kami berharap mendahulukan skala prioritas untuk sekolah yang kondisinya memprihatinkan," katanya saat dikonfirmasi Jambi Ekspres, Kamis (23/1).
Dijelaskkannya, kondisi sekolah yang ada di Muaro Jambi saat ini tidak hanya terkait ruang kelas yang rusak, namun juga kurang. Seperti contohnya sekolah yang ada di Desa Tanjung, ruang kelasnya hanya ada 6 kelas, namun Rombongan Belajar (Rombel) di sekolah tersebut ada 10 Rombel.
"Jadi ada kekurangan. Kemudian ada juga sekolah yang kelasnya ada 8 namun Rombelnya ada 12. Terpaksa gunakan ruangan atau bangunan lain untuk belajar. Dengan kondisi seperti itu, kami minta Dinas Pendidikan harus skala prioritas untuk kedepannya," ungkap politisi PDI Perjuangan tersebut.
Selain itu, Dia juga meminta agar data yang menjadi acuan Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi terkait sekolah yang rusak benar-benar data yang real atau terbaru. Jangan sampai, kata Dia, tersebut tidak sinkron dengan apa yang ada di lapangan.
"Kami juga minta dabase mereka ini memang data yang betul-betul real atau update. Baru klasifikasikan mana sekolah yang skala prioritas, mana yang masih bisa ditunda," ucapnya.
"Jangan sampai ada tumpang tindih, kelas masih bagus tapi sudah direhab. Namun, ada sebagai sekolah yang sangat memprihatinkan malah tidak dapat perhatian," tegasnya lagi.
Kalau memang tahun 2025 ini belum bisa dilakukan rehabilitasi, kata Dia, Dirinya berharap anggaran selanjutnya bisa ditindaklanjuti untuk sekolah yang benar-benar membutuhkan perhatian.
"Kami minta di APBD perubahan, minimal anggaran 2026 harus jadi skala prioritas untuk sekolah tersebut " pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: