Kasus OTT KPK di Pekanbaru, Pj Walikota Risnandar Mahiwa Tersangka
Penyidik KPK perlihatkan BB uang tunai yang disita dalam OTT terhadap Pj Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa, saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu dini hari (4/12). (ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat)--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Pj Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa (RM) ditetapkan sebagai tersangka oleh Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pj Walikota ditetapkan sebagai tersangka salam kasus dugaan korupsi pengelolaan anggaran Pemerintah Kota Pekanbaru, Riau.
"KPK melakukan serangkaian pemeriksaan dan telah menemukan bukti permulaan yang cukup untuk menaikkan perkara ini ke tahap penyidikan, dengan menetapkan tiga orang sebagai tersangka, yaitu RM, IPN, dan NK," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu dikutip dari Antara
Kedua tersangka lainnya yakni Sekretaris Daerah Pekanbaru Indra Pomi Nasution (IPN) dan Plt Kepala Bagian Umum Pemerintah Kota Pekanbaru Novin Karmila (NK).
Ketiganya diketahui terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh penyidik komisi antirasuah di Pekanbaru pada Senin malam.
BACA JUGA:OTT KPK Terhadap Pj Walikota Pekanbaru, Uang Disita Rp 6,8 Miliar, 9 Orang Diamankan
Ketiganya kemudian dibawa ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lanjutan dan kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
Usai ditetapkan sebagai tersangka, penyidik KPK selanjutnya langsung melakukan penahanan terhadap ketiganya selama 20 hari ke depan.
"KPK selanjutnya melakukan penahanan kepada para tersangka untuk 20 hari pertama sejak 3 Desember 2024 sampai dengan 22 Desember 2024, di Rutan Cabang KPK," ujar Ghufron.
Atas perbuatannya, para tersangka disangkakan telah melanggar ketentuan pasal 12 f dan
pasal 12 B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Ghufron mengatakan penyidik KPK masih akan terus mendalami dalam penyidikan perkara ini kepada pihak-pihak lain yang diduga terkait dan aliran uang lainnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: