>

Jenazah Pendaki yang Hilang 22 Tahun Lalu Ditemukan Utuh di Peru

Jenazah Pendaki yang Hilang 22 Tahun Lalu Ditemukan Utuh di Peru

Jenazah pendaki asal Amerika, William Stampfl dievakuasi setelah 22 tahun hilang-Foto: Istimewa-

JAMBIEKSPRES.CO.ID – Pendaki yang dinyatakan hilang 22 tahun lalu ditemukan dalam kondisi utuh di Gunung Huascaran wilayah pegunungan Andes Barat Peru.

Pendaki tersebut bernama William Stampfl asal Amerika Serikat. Stampfl diumumkan hilang di jalur pendakian pegunungan Andes itu sekitar tahun 2002.

Dilansir dari The Guardian, Ia lenyap dan tak pernah lagi ditemukan akibat tertimbun reruntuhan longsor salju pada ketinggian 6.700 meter jelang puncak Gunung Huascaran.

Saat bencana itu, William Stampfl berusia tak muda lagi yaitu satu tahun menjelang 60 tahun, tepatnya 59 tahun. Jika saja ia masih hidup, maka usia Stampfl kini telah menginjak 81 tahun.

Saat kejadian tahun 2002, petugas sempat berusaha mencari Stampfl namun gagal, hingga tak terasa sudah 22 tahun berlalu, kini jenazahnya baru berhasil ditemukan.

Berkat keajaiban suhu yang sangat dingin berbalut salju, jenazah Stampfl ditemukan dalam kondisi utuh. Bahkan pakaiannya sebagai seorang Pendaki juga masih lengkap.

Dari foto-foto yang beredar, tampak sepatu booth Stampfl masih terpasang di kakinya, begitu juga dengan celana dan jaketnya.

Stampfl ditemukan ketika area pegunungan Andes di bagian Cordillera Blanca, mencair.

Polisi setempat pada Senin (8/7/2024) mengumumkan, identifikasi awal jenazah Stampfl berdasarkan sebuah identitas pribadi yang ada di sekitar jenazahnya yaitu paspor.

Lokasi pendakian Stampfl memang idola bagi para Pendaki profesional.

Pegunungan ini berada di bagian timur laut Peru. Puncak bersalju yang menjadi ciri utamanya, surga bagi para Pendaki dari semua belahan dunia terutama mereka yang menyukai tantangan.

Hilang lalu meninggal di Kawasan Gunung Huascaran, merupakan hal yang sering terjadi.

Baru-baru ini sekitar bulan Mei 2024, seorang Pendaki dari Israel juga hilang lalu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia satu bulan kemudian.

Kemudian Juni 2024, seorang Pendaki profesional dari negara Italia juga tewas di Kawasan Andes karena jatuh sebelum mencapai puncak.  

Mendaki gunung dan kematian, adalah resiko yang harus diwaspadai para Pendaki. Itu sebabnya dalam melakukan aktivitas pendakian, dibutuhkan skill dan juga kemapanan fisik.

Jika terjadi musibah bencana alam? Itu tentu beda ceritanya, bukankah hidup dan mati seseorang ada di tangan Nya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: