Kamis Pagi Presiden Soeharto Datang ke Jambi
Presiden Soeharto dalam sebuah kegiatan-Foto: IG @cendana.archives-
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Suatu pagi, 35 tahun silam, hari Kamis tanggal 19 Oktober 1989, Presiden Soeharto mendarat di Bandara Sultan Thaha Jambi.
Presiden kedua RI itu sengaja datang untuk meresmikan dua tempat, pertama yaitu Jembatan Aur Duri (kini namanya Aur Duri I).
Kedua meresmikan pabrik pengolahan karet remah PIR III PT Perkebunan VI yang ada di Penyengat Rendah,
Jauh-jauh datang ke Jambi, Presiden Soeharto memang sangat memperhatikan secara khusus Jembatan Aur Duri sebagai salah satu urat nadi transportasi Pulau Sumatera.
Jembatan Aur Duri menjadi sangat penting, karena tak hanya menyatukan Jambi kota dengan Jambi seberang Sungai Batanghari, namun jembatan ini juga menyambung Provinsi Jambi dengan daerah lain di Sumatera, seperti Riau, Sumatera Utara hingga Aceh.
Jembatan Aur Duri I mulai dibangun tahun 1986 dan diresmikan 3 tahun kemudian yaitu tahun 1989.
Nilai Investasi Jembatan Aur Duri Rp7.5 Miliar
Jembatan ini merupakan salah satu jembatan terpanjang di Provinsi Jambi. Dimana bentangannya mencapai 504 M atau setengah kilometer lebih dan lebarnya sekitar 9 M.
Ketika itu, jembatan Aur Duri dibangun dengan nilai investasi Rp7,5 miliar, dimana Rp6,5 Miliar bersumber dari dana pemerintah pusat atau APBN sementara sisanya dari APBD yang dianggarkan Pemerintah Provinsi Jambi di bawah kepemimpinan Gubernur Masychun Sofwan, SH.
Peresmian jembatan ini juga menjadi sangat berarti bagi Masychun Sofwan, karena jembatan Aur Duri diresmikan tepat dua bulan sebelum masa tugasnya sebagai Gubernur Jambi berakhir.
19 Oktober diresmikan, 10 Desember 1989 masa tugas Masychun Sofwan sebagai Gubernur Jambi selesai.
Karet Rimbo Bujang Sedang Jaya
Selain meresmikan jembatan Aur Duri, Presiden Soeharto juga meresmikan pabrik pengolahan karet remah PIR III PT Perkebunan VI yang ada di Penyengat Rendah.
Produksi karet Jambi sejak tahun 1988 memang sedang bagus-bagusnya. Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang ada di Rimbo Bujang menjadi salah satu penyumbang.
Ada 20 ribu hektar kebun karet di Rimbo Bujang yang ditanam oleh para transmigrasi dan hasilnya sangat memuaskan.
Tahun 1989, juga sedang dikembangkan PIR Kelapa Sawit di Sungai Bahar dibawah pengelolaan PTPN 6.
Kehadiran Presiden Soeharto di Jambi di hari Kamis itu memang hanya sehari, tidak bermalam, datang pagi melakukan kegiatan, setelah itu di sore harinya, Presiden Soeharto kembali terbang ke Jakarta.
Namun momen kehadiran Soeharto sangatlah berarti bagi masyarakat Jambi hingga kini, apalagi Jembatan Aur Duri I masih gagah berdiri, telah pula menjadi tulang punggung transportasi tak hanya untuk Jambi tapi juga untuk Pulau Sumatera. (dpc)
Artikel dirangkum dari berbagai sumber
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: