Debu Stockpile Batu Bara di Lampung Bikin Emak-emak Ngepel Lantai 4 Kali Sehari, Sudah Banyak yang Sakit
Kehadiran Stockpike batu bara di Bandarlampung telah dikeluhkan oleh warga, selain debu juga telah menganggu kesehatan. -Foto: Dok WALHI Lampung-
LAMPUNG, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Semakin ngeri saja dampak stockpile batu bara bagi masyarakat sekitar. Di Kota Lampung, stockpile batu bara telah menghasilkan debu yang sangat banyak, bikin ema-emak ngepel lantai rumah 4 kali sehari.
Tak hanya itu, kini stockpile batu bara yang berada di Kelurahan Sukaraja dan Way Lunik, Bandar Lampung, juga telah menjadi ancaman bagi warga sekitar. Sudah banyak warga yang sakit, terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), batuk hingga radang tenggorokan.
Stockpile batu bara yang merupakan tempat menyimpan batu bara setelah diangkut dari mulut tambang sebelum diangkut ke pelabuhan atau tujuan berikutnya itu, telah berdampak buruk bagi warga sekitarnya.
"Kami masyarakat sering merasakan batuk di tenggorokan, sesak nafas, bahkan ibu-ibu di rumah dalam sehari bisa menyapu dan mengepel 3 hingga 4 kali,” ujar salah satu warga saat melakukan aksi protes atas kehadiran stockpile batu bara di Bandar Lampung, Jumat, 22 Desember 2023.
Kini dampak buruk batu bara ini telah meluas di Kelurahan Way Lunik dеngan ring stockpile batu bara mulai RT 01, RT 02, RT 04, RT 05, dan RT 06, bahkan juga terdampak ke sekitarnya juga.
Warga takut, jika kini hanya ibu-ibu yang repot ngepel lantai berkali-kali dan juga banyak yang batuk dan radang tenggorokan dan infeksi saluran pernafasan akut, ke depan malah bisa mengancam perkembangan anak-anak mereka, bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak.
Wali Kota Ancam Tutup Stockpile
Apa yang dialami warga Kota Lampung ini telah pula membuat Wali Kota meradang.
Eva Dwiana selaku wali kota bahkan mengancam menutup perusahaan yang melakukan pencemaran udara dan membuat kesehatan masyarakat terganggu di wilayah Kecamatan Bumiwaras, Bandar Lampung.
Kata Eva, setelah dicek, debu yang ditimbulkan stockpile ini tak main-main, selain kesehatan juga telah membuat jarak pandang masyarakat terganggu.
"Kami berikan waktu 3 hari untuk menyelesaikannya," kata Eva pada Jumat, 22 Desember 2023.
Eva berpendapat, perusahaan batu bara apalagi stockpile memang seharusnya tidak berada di wilayah perkotaan, apalagi dekat kawasan pemukiman.
"Kalau dalam waktu tiga hari debu batu bara itu masih ada belum diatasi, mohon maaf kita tutup," lanjutnya lagi.
Ini Jawaban Perusahaan Stockpile
Masyarakat sudah risih, lalu melakukan aksi menolak kehadiran stockpile ini, perusahaan pun kemudian angkat bicara.
Direktur PT Sentral Mitra Energi (SME), William Budiono mengatakan, perusahaan telah berusaha maksimal mengatasi debu yang ditimbulkan stockpile namun memang belum maksimal sehingga debu masih saja timbul.
"Beberapa upaya sudah kita lakukan, di antaranya seperti pemasangan jaring debu, penyiraman air, serta penghijauan lingkungan. Kedepan nanti kami akan hadirkan sistem pengkabutan atau hujan ringan di area stockpile," jelasnya.
Iya optimis upaya yang akan mereka lakukann ini akan mengurangi debu batu bara. Terkait keluhan Kesehatan yang dialami warga, pihaknya berjanji akan memberi kompensasi layak dan bantuan biaya pengobatan.
"Nanti kita akan datangi warga yang memang sakit karena dampak dari usaha kita," janjinya. Selain itu, pihaknya berjanji akan selalu kooperratif dalam mengatasi dampak buruk dari operasional stockpile tersebut.
"Kita kooperatif, nanti kita bantu pengobatan dan hal lain yang diperlukan," pungkasnya saat dikonfirmasi via telepon. (*)
Artikel ini telah tayang di Radar Lampung Online dengan judul: Terkesan Tutup Mata, Ternyata Perusahaan Stockpile Batu Bara Sadar Telah Beri Dampak Buruk ke Warga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: