>

Orang Pertama yang Menerobos Puncak Gunung Marapi Pasca Erupsi dan Gendong Jenazah Turun Tanpa Alat

Orang Pertama yang Menerobos Puncak Gunung Marapi Pasca Erupsi dan Gendong Jenazah Turun Tanpa Alat

Sosok Tomi, orang pertama yang berhasil menerobos Gunung Marapi pasca erupsi. Terliat Tomi menggendong jenazah turun ke bawah-Tangkap Layar-

AGAM, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Dia bukan anggota Basarnas, bukan tim SAR, bukan TNI, bukan pula polisi.

Dia adalah warga desa di kaki Gunung Marapi yaitu Batu Palano Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

Namanya Tomi. Sebenarnya Tomi tidak sendiri, ia bersama tiga temannya yang lain adalah orang-orang yang berhasil menembus Gunung Marapi pertama kali, setelah erupsi terjadi pada Minggu 3 Desember 2023.

Kepada media, Tomi bercerita, mereka berempat berhasil ke puncak Marapi pada Selasa (5/12/2023) sekitar pukul 14.30.

Tujuan Tomi naik ke puncak untuk memeriksa apakah ada korban pendaki yang bisa diselamatkan.

Namun kenyataan yang mereka temui tidak sesuai dengan harapan, saat berada di atas, mereka malah menemukan beberapa korban dalam kondisi tidak bernyawa.
 
“Saat kami di atas, gunung masih terus meletus, beberapa kali kami sembunyi di balik batu,” kata Tomi. Cuaca di atas juga gelap, masih dikeliling kabut abu vulkanik.

Saat situasi kembali aman, Tomi dan rekannya lalu berusaha keluar dari tempat sembunyian, melanjutkan kembali perjalanan kemudian sampai ke puncak kawah, berusaha membawa korban pertama yang mereka temukan dengan jenis kelamin perempuan.

“Karena belum ada juga yang baju oren (petugas) yang datang membawa peralatan, akhirnya kami bawa jenazah itu dengan cara menggendongnya turun, tanpa peralatan,” ujar Tomi.

Tomi dan tiga rekannya sempat pula mencoba melihat sekitarnya, apakah masih ada korban lain, dan ternyata masih ada, yaitu sosok tubuh yang saat itu terlihat seperti tidak memiliki kepala.

Setelah berdiskusi dengan tiga temannya, kemudian mereka memutuskan untuk membawa dulu satu jenazah yang pertama mereka temukan, untuk dibawa ke bawah Gunung Marapi.

Turun dari cadas bukan pula perkara mudah, karena melewati jalur yang penuh bebatuan dan sulit ditempuh. Tomi menjadi sosok yang menggendong jenazah itu.

Terakhir,  jalur yang ditempuh Tomi dan kawan-kawannya ini pula yang menjadi patokan tim gabungan untuk menuju ke puncak melakukan evakuasi para korban.

Cerita heroik Tomi dan 3 rekannya langsung membuat semua mata tertuju pada mereka, Tomi dan rekannya itu juga viral, semua sosial media mengunggah perjalanan mereka menembus puncak Gunung Marapi.

Jasa dan juga sikap rela berkorban mereka demi menyelamatkan banyak korban, juga mendapat simpati dari Wakapolda Sumatera Barat, Brigjen Pol Edi Mardianto.

Kata Edi, apa yang dilakukan Tomi dan warga sekitar gunung lainnya, sangat membantu proses evakuasi dan membantu petugas gabungan, hingga akhirnya semua korban yang jumlahnya 75 orang, 23 tewas, berhasil dibawa turun pada Rabu kemarin.

Selain ungkapan rasa terimakasih kepada masyarakat Batu Palano, Edi juga mengakui, informasi yang mereka peroleh dari warga setempat sangat banyak membantu kelancaran proses evakuasi. (dpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: