Kalau Stokpile Batu Bara PT SAS di Aur Duri Tetap Jalan, Walhi: Bisa Cemari Lingkungan
Warga tolak pembangunan stockpile dan pelabuhan batu bara, di Aurduri, Kecamatan Telanaipura Kota Jambi--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID-Hingga saat ini rencana pembangunan stockpile dan pelabuhan batu bara oleh PT. Sinar Anugerah Sukses (PT. SAS) di kawasan Aurduri, Kelurahan Aurkenali, Kecamatan Telanaipura Kota Jambi, masih mendapat penolakan dari masyarakat.
Alasan penolakan dari masyarat setempat itu jelas, memikirkan masa depan lingkungan mereka dari pencemaran udara akibat timbunan batu bara nantinya. Hal itu dikhawatrikan menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan masyarakat.
Bentuk protesnya, masyarakat sudah menggelar aksi penolakan di lokasi rencana stockpile batu bara yang sudah dikakukan land clearing, spanduk penolakan juga dipasang pada lokasi tersebut. Masyarakat juga sudah menggelar aksi doa bersama untuk penolakan rencana PT SAS itu.
Kini masyarakat belum mendapat kepasatian dari suara mereka. Apakah mendapat dukungan dari pemerintah atau tidak.
Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Provinsi Jambi, Abdullah angkat bicara mengenai persoalan ini.
Ia menyebutkan, pembangunan stockpile dan terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) PT SAS itu dapat mencemari udara dan air di sekitar Kota Jambi, yang tidak lain akan berdampak pada kualitas hidup bagi masyarakat yang pemukimannya berdekatan pada lokasi tersebut, khususnya masyarakat Kota Jambi, umumnya juga masyarakat yang berada disepanjang sungai dan seberang.
“Debu batu bara sangat berbahaya, tergolong dalam debu fibrogenik, paparan debu batu bara yang dalam jangka lama dapat manganggu fungsi kerja dari paru-paru,” kata Abdullah, saat dikonfirmasi jurnalis Jambi Ekspres.
Lanjutnya, dampak pencemaran dari keberadaan stockpile ini tidak dalam waktu yang sebentar, tapi dalam jangka waktu yang panjang.
“Bisa kita bayangkan acaman yang serius dari stockpile ini yang akan mengancam kesehatan anak-anak yang membutuhkan lingkungan yang bersih dan sehat sebagai tempat mereka tumbuh besar dan berinteraksi,” ungkapnya.
Lalu lintas truk-truk pengangkut batu bara yang akan keluar masuk di area tersebut juga membawa bahaya tersendiri, debu-debu dari lalu lalang truk pengangkut batu bara juga akan menambah pencemaran pada udara, dan potensi terjadinya kecelakaan yang akan melibatkan truk pengkut batu bara dan warga sekitar.
Abdullah mengungkapkan, PT. Sinar Anugerah Sukses (PT. SAS) sendiri memiliki izin pertambangan dengan luas konsesi 1.273 HA, yang berada di Kabupaten Sarolangun, mulai beroperasi pada tahun 2017 hingga tahun 2028 nanti.
PT SAS sendiri melepas kepemilikan saham mereka ke pasar modal, dengan kepemilikan saham terbesar adalah PT ARTHA NUSANTARA MINING dengan kepemilikan saham sebesar 99,75%, dan sisanya sebesar 0,25% di miliki oleh PT ARTHA NUSANTARA RESOURCES.
“Dua perusahaan tersebut juga memiliki saham di dua perusahaan tambang batu bara lainnya yaitu, PT. ANUGERAH JAMBI COALINDO dengan luas konsesi 3.640 Ha, terletak di Kabupaten Sarolangun dan PT. BAKTI SAROLANGUN SEJAHTERA, juga terletak di Kabupaten Sarolangun dan memiliki luas area tambang sebesar 2.687 Ha,” ungkapnya.
Kata Abdullah, disinyalir rencana pembangunan stockpile dan pelabuhan batu bara PT SAS di aurduri tersebut juga akan menampung batu bara dari dua perusahaan lain, hal ini disebabkan ketiga perusahaan tersebut memiliki alamat kantor yang sama yaitu jl.lintas Jambi.Ma Bulian KM.12 RT 07/01 Dusun Kenali Kecil Desa Mendalo Darat, Kec Jambi luar kota Kabupaten Muaro Jambi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: