Polisi Periksa Guru BK tapi Kesulitan Periksa Orangtua Korban Terbakar di Lanud Halim
Ilustrasi suasana di Lanud Halim Perdanakusuma-Dok TNI AU-
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Polisi terus melakukan pemeriksaan kepada sejumlah saksi terkait penemuan anak perwira TNI AU dalam kondisi terbakar di Pos Spion Ujung Landasan 24 Lanud Halim Perdanakusuma.
Kepala Polrestro Jaktim, Kombes Leonardus Harapantua Simarmata mengatakan, polisi akan memeriksa sejumlah pihak yang terkait dengan korban.
Diantaranya guru BK, wali kelas, guru serta teman-teman korban di sekolah. Kata Kombes Leonardus, polisi kesulitan memeriksa orang tua korban yang perwira TNI AU.
Salah satu alasannya, orangtua korban belum bisa dimintai keterangan karena masih dalam kondisi berduka dan mengalami trauma atas kejadian ini.
Korban inisial CHR saat kejadian berusia 16 tahun. CHR sekolah dan tinggal masih di lingkungan Lanud Halim Perdanakusuma.
Saat ditemukan, kondisi korban sangat mengenaskan, tak hanya tubuh terbakar hingga 91 persen namun juga terdapat enam luka tusukan di dada kiri dan dada kanan korban.
Bahkan, saat dilakukan pemeriksaan, korban diduga masih dalam kondisi bernyawa saat tubuhnya terbakar.
Hal ini disampaikan Brigadir Jenderal (Brigjen) Hariyanto, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri.
"Korban terbakar masih hidup," begitu kata Hariyanto kepada wartwan di Jakarta pada Kamis (28/9/2023).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban ternyata juga masih sempat menghirup asap kebakaran.
Ditemukan ada jelaga di cela nafas korban sehingga ada rongga di pernafasannya. “Artinya sebelum meninggal full dia sempat menghirup udara bakaran,” lanjut Hariyanto.
Namun, apakah kematian korban akibat dibakar orang lain, atau terbakar, Hariyanto menyerahkan kesimpulannya kepada penyidik di Polres Metro Jaktim.
Selain itu, ditemukan pula luka tusukan di tubuh korban. Apakah tusukan itu terjadi karena penganiayaan yang dilakukan orang lain, atau bukan, Hariyanto tak mau mengomentari lebih lanjut.
Polisi juga masih terus menggali kasus ini dengan memeriksa CCTV di tempat kejadian perkara. Ada 18 CCTV yang diperiksa.
Kemudian polisi juga memeriksa pihak-pihak yang berhubungan dengan korban, diantaranya walikelas, guru dan juga teman-teman korban di sekolah.
Terkait luka tusukan di tubuh korban. Apakah tusukan itu terjadi karena penganiayaan yang dilakukan orang lain, atau bukan, Hariyanto tak mau mengomentari lebih lanjut.
Polisi juga masih terus menggali kasus ini dengan memeriksa CCTV di tempat kejadian perkara. Ada 18 CCTV yang diperiksa.
Sejumlah barang bukti juga telah berhasil diamankan, seperti pisau, sandal berwarna biru satu pasang dan juga sepasang baju dan celana yang sudah dalam kondisi terbakar yang digunakan korban terakhir.
Kapolres mengatakan, juga disita sebuah map yang terbakar, sebuah tutup botol yang berwarna merah serta abu-abu sisa kebakaran sebanyak tiga kantong. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: