>

Asap di Kota Jambi Berasal dari Sumatera Selatan

Asap di Kota Jambi Berasal dari Sumatera Selatan

BERJIBAKU: Kodim 0420/Sarko bersama dengan Manggala Agni Sumatera XIII, BPBD Sarolangun, Damkar Sarolangun bersama warga padamkan titik api yang ada di kawasan perkebunan warga Desa Bathin VIII Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi beberapa waktu lalu-istimewa-

Dandim 0420/Sarko menegaskan anggota satgas ini tidak sekedar mengecek hotspot titik api semata melainkan aksi nyata memadamkan api yang bermunculan. Di wilayah Sarolangun tersebar beberapa lokasi pokso satgas bersama, hal ini bertujuan guna memudahkan menjangkau wilayah yang di nyatakan rawan kebakaran hutan dan lahan.

Dengan adanya posko yang tersebar di harapkan penananganan langkah pencegahan cepat di atasi. Terbukti hasil dari operasi satgas gabungan bergerak cepat memadamkan kemunculan titik api sehingga meminimalisir meluasnya pencemaran kabut asap di Sarolangun dan sekitarnya.

“Peran anggota satgas tersebut tidak hanya aksi nyata memadamkan api saja, melainkan juga aktif memberikan himbauan kepada masyarakat agar tidak membakar hutan dan lahan dengan dalih apapun,” terang Dandim.

Dilaporkan Mayor Inf Azis, kemunculan api dari area lahan perkebunan rumput liar sekitarnya dan tumbuhan lain yang kering. Sumber api kita belum tau. Akan tetapi ketika kami mendapat informasi adanya kemunculan titik api, dengan segera kami bergegas ke lokasi.

“Hal ini bisa cepat di lakukan di karenakan personil sudah tergabung dalam satuan tugas (Satgas) bersama siaga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Sarolangun. Setiap perkembangan situasi terbaru kami laporkan ke Dandim 0420/Sarko, begitu juga setelah operasi pemadaman api berlangsung,” sebut Azis.

Terpisah Gubernur Jambi Al Haris menyebutkan, hingga awal September 2023, luasan lahan terbakar di Provinsi Jambi mencapai 400 hektare.

Kebakaran hutan lahan (Karhutla) di Jambi itu terluas di Kabupaten Batanghari. Gubernur Jambi Al Haris mengatakan Tim Satgas Darat terus bekerja di lapangan.

Tetapi dengan keterbatasan jumlah personel tentu tidaklah cukup dibanding luasan hutan yang sangat luas itu.

“Tentu personel di lapangan tidaklah cukup untuk menghendel luasan hutan yang ada di Jambi. Kita sudah mencoba sosialisasi dengan berbagai cara melalui spanduk, baliho, edaran dan dari semua level tingkatan mulai dari desa hingga ke provinsi,” katanya.

Karhutla yang terjadi tak terlepas dari perbuatan manusia, ada yang sengaja membakar, ada juga yang tidak sengaja karena kondisi cuaca panas sehingga mudah terbakar.

Di sisi lain, Al Haris bersyukur bahwa Provinsi Jambi masih kategori terkecil se Indonesia luasan lahan terbakar.

“Tetapi tidak boleh kita lengah, saya meminta bupati dan wali kota dan satgas karhutla perkuat barisan dan ajak kepala desa turut membantu sehingga angkanya tidak naik lagi,” pungkasnya. (hfz/aba)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: