Empat Cerita ‘Horor’ Selama Pembangunan Ruas Tol Padang-Pekanbaru di Wilayah Sumbar
Sebuah rumah masih berdiri kokoh sendri di tengah jalur proyek tol Padang Sicincin -Foto: Tangkapan Layar Youtube Riwan99-
Lahan itu masuk resmi dalam objek saat Kabupaten Padang Pariaman pindah Ibu Kota Kabupaten ke Parik Malintang pada tahun 2007.
Tentu saja ini merupakan sebuah kesalahan, bagaimana bisa tanah milik daerah tapi ganti ruginya masuk kantong orang perorangan.
Akhirnya masalah ini diusut oleh Kejari Padang Pariaman, kemudian diambil alih Kejati Sumbar. Pertengahan tahun 2022 status kasus kemudian naik dari penyelidikan menjadi penyidikan.
Mengejutkan, dari hasil penyidikan kemudian semakin terbuka terang benderang, ternyata ada 8 warga yang menerima uang ganti rugi tol dari pemerintah.
Guna memuluskan aksi ini, 8 warga itu dibantu oleh beberapa pihak, ada ASN Pemkab Padang Pariaman, kemudian ada juga pegawai BPN, bahkan ada juga perangkat nagari.
Pada 27 Oktober 2021, 13 orang itu kemudian ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejati Sumbar. Desember 2021 lalu 12 dari 13 mereka ditahan.
TAHANAN: Para tersangka kasus dugaan korupsi ganti rugi lahan tol di Taman Kehati, Kecamatan Paritmalintang, Kabupaten Padangpariaman saat digiring ke mobil tahanan untuk dibawa dan ditahan di Rutan Kelas II B Padang (1/12/21).-(INDRA KURNIAWAN/PADEK)-
Namun pada Agustus 2022, semua tersangka ini dibebaskan oleh Majelis Hakim Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Pengadilan Negeri Padang, mereka disebut tidak terbukti melakukan korupsi, jadi ya harus bebas.
Kemudian Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri Pariaman mengajukan kasasi lalu dikabulkan.
Juni 2023 Mahkamah Agung (MA) akhirnya menganulir vonis bebas mereka, 11 dari 13 pelaku divonis dengan hukuman bervariasi oleh Ketua majelis Suhadi dengan anggota Suharto dan Agustinus Purnomo Hadi.
Diantara terpidana ini, ada diantaranya yang sudah lansia.
Meski kini baru dua orang yang ditahan kembali, namun kata Kepala Kejaksaan Tinggi Sumbar Asnawi semua diminta koorporatif menyerahkan diri jangan sampai dijemput paksa.
4. Jembatan Tol Banyak Buaya
Bicara soal buaya, siapa yang tidak takut dengan hewan berbahaya satu ini.
Horor nya buaya ternyata juga mewarnai pekerjaan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS ruas Tol Padang-Pekanbaru di wilayah Sumbar ini.
Bahkan Hutama Karya Infrastruktur (HKI) telah menempel pengumuman peringatan waspada buaya di lokasi proyek jembatan Tol Padang-Pekanbaru.
HKI memasang secara resmi tiga spanduk dengan rangka di lokasi proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) itu.
Peringatan pertama HKI menulis “WASPADA, Sepanjang sungai ini merupakan habitat satwa buaya, dilarang memancing, dilarang berenang”
Kemudian peringatan kedua HKI menulis “Dilarang buang sampah sembarangan di sepanjang aliran sungai ini”
Peringatan ketiga HKI memberikan informasi satwa dilindungi kemudian melampirkan beberapa gambar satwa yang dimaksud.
Diantaranya kucing hutan, trenggiling, kancil, rusa, tapir, kukang, buaya muara dan satwa langka lainnya.
“Mari jaga kelestarian satwa di sekitar area proyek!!! Laporkan jika menemukan melihat keberadaan satwa dilindungi kepada Departemen QHSSE” begitu isi pengumuman ketiga.
Pengumuman ini dipasang HKI di sekitar proyek pembangunan jembatan sungai ruas Tol Padang-Pekanbaru seksi Tol Padang-Sicincin, tepatnya di Sungai Batang Anai, STA 7 Padang-Sicincin Kawasan Korong Kayu Kapur Kec. Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
Melihat situasi di sekitar proyek melalui akun Youtube Minang Yes, pengumuman ditempel dan dipasang tak jauh dari pinggir Sungai Batang Anai.
HKI pasang pengumuman waspada buaya di proyek jembatan tol Padang-Pekanbaru-Foto: Tangkap Layar Youtube Minang Yes-
HKI saat ini memang tengah membangun jembatan sungai pertama tol Sumbar di lokasi banyak buaya ini.
Pembangunan jembatan di jalur Tol Padang-Sicincin ini telah masuk dalam tahap konstruksi.
Mengutip dari keterangan Hutama Karya Infrastruktur (HKI), Tol Padang-Sicincin nantinya akan memiliki 24 jembatan.
3 atau 4 diantaranya adalah jembatan yang akan menyeberangi beberapa sungai.
Khusus untuk jembatan yang banyak buaya ini, konstruksi jembatan tol akan menyeberangi sungai yang amat tenang, nyaris tak terlihat ada arus, airnya juga sangat jernih.
Jika tak ada papan peringatan waspada buaya, bisa-bisa ada orang iseng yang mandi atau memancing di sana, karena memang airnya terlihat nyaman untuk dicebur.
“Banyak buayanya, sangat ngeri sekali sungai ini,” ujar admin Minang Yes.
Informasi bahwa sungai ini banyak buaya juga sering disampaikan oleh warga sekitar. “Sudah banyak warga yang melihat penampakan buaya di sini,” lanjut admin Minang Yes.
Adapun progres di lokasi proyek per 29 Juli 2023, terlihat 6 kolom jembatan telah berdiri kokoh, timbunan di sekitar jalur jembatan juga telah menggunung, sudah setara tingginya dengan konstruksi atas jembatan.
BACA JUGA:JTTS Akan Menyeberangi Aliran Bendung Anai di Sumbar, Berasa di Eropa Rancak Bana
BACA JUGA:Pengungkap Kejahatan Ferdy Sambo Dilantik Jadi Dekan Fakultas Kedokteran UNP
BACA JUGA:Ini Sosok Bupati yang Minta Jalan Tol 100 Km di Sumbar Suratnya Langsung Dibalas Menteri Basuki
Konstruksi jembatan akan menggunakan girder atau selasar. Sama dengan jembatan lain di proyek JTTS, alasannya karena jembatan girder beton lebih praktis dan kokoh.
Di lokasi jembatan sungai pertama Tol Sumbar ini juga terlihat beberapa alat berat dan kendaraan proyek terus bekerja di lokasi.
Sri Hastuti Hardiningsih, Project Director Ruas Jalan Tol Padang-Sicincin saat bersama Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy meninjau sekaligus menyusuri lokasi konstruksi jalan tol ruas Padang-Sicincin mengatakan, HKI memang berusaha terus bekerja agar Tol Padang-Sicincin ini bisa rampung sesuai target.
“Full tujuh hari, 24 jam, satu minggu kalender hitam semua,” ujar Sri Hastuti Hardiningsih. Pekerja yang terlibat dalam pembangunan jalan tol ini kata Sri Hastuti memang telagh lembur demi bisa menyelesaikan jalan tol Padang-Sicincin ini sesuai rencana, sebelum Lebaran 2024. (dpc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: