>

Cerita Prabowo Subianto Tentang Anak Buah 'Asal Bapak Senang'

Cerita Prabowo Subianto Tentang Anak Buah 'Asal Bapak Senang'

Prabowo Subianto-Foto: Tangkap Layar Youtube Nahwa Shihab-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Dalam wawancaranya dengan Najwa Shihab yang ditayangkan Jumat (30/6), Prabowo Subianto bercerita tentang pengalamannya menghadapi sosok anak buah yang ABS alias Asal Bapak Senang.

Waktu itu, Prabowo masih menjabat sebagai Komandan Batalyon. Dari dalam ruang kerjanya, ia melihat sebuah lapangan yang luas dan dipenuhi dengan pohon-pohon besar yang rindang.

Pemandangan ini membuat Prabowo punya ide untuk menguji para bawahannya yang berpangkat perwira. “Seingat saya ada 16-17 perwira, ada Kapten, letnan 1, letnan 2,” cerita Prabowo.

Para perwira ini kemudian ia kumpulkan di pinggir lapangan, tepat di depan hamparan pohon hijau tadi. Saat berbaris inilah, kemudian Prabowo mengajukan pertanyaan kepada semua perwira yang ada.

“Saya bilang, eh para perwira, saya tadi lihat dari jendela, saya lihat ke lapangan, menurut pendapat saya, kan lebih bagus lapangan kita ini luas, bagaimana kalau kita tebang saja pohon-pohon ini, bagaimana?,” ujar Prabowo menirukan pertanyaannya waktu itu.

Dan tahu apa tanggapan para perwira itu? Hampir semua mengungkapkan setuju dengan ide Prabowo, tak ada yang membantah dan malah menganggap pendapat menebang semua pohon sebagai saran yang baik.

Namun tak lama waktu berselang, Prabowo tiba-tiba kaget saat ada seorang prajurit berpangkat kopral, lebih rendah pangkatnya dibanding semua perwira yang sedang berbaris, nyeletuk dengan suara lantang, membantah ide Prabowo terkait menebang pohon tadi.

Suara itu datang dari belakang barisan, kopral itu dalam posisi duduk entah sedang melakukan apa, Prabowo juga tidak ingat, ia hanya mengingat prajurit berpangkat lebih rendah itu berani bersuara jujur.

Prajurit itu dengan keras mengatakan kepada Prabowo, bahwa pohon-pohon itu jangan ditebang karena ia ikut menanamnya belasan tahun lalu dan itu menjadi tempat banyak orang berlindung saat terik panas.

Prabowo pun berpikir, para perwira tadi kalah jujur dengan kopral mungkin saja karena ada kepentingan, mungkin kepentingan naik pangkat, ingin sekolah lagi dan pokoknya asal bapak senang.

“Ini jadi pelajaran buat saya, jangan-jangan orang pangkat rendah, lebih jujur dari pangkat tinggi,” ujar Prabowo.

Prabowo juga berpendapat, bawahan yang Asal Bapak Senang ini sebenarnya sangat berbahaya. “ABS adalah kecendrungan bangsa Indonesia, ada sikap tidak enak menentang atasan," lanjutnya lagi.

“Kalau saya suka pendapat yang berbeda, sanggahan justru mengamankan, saya suka diskusi, ABS berbahaya dan sangat merugikan pemimpinnya,” lanjut Prabowo lagi.

Dalam wawancaranya ini, Prabowo juga membahas banyak hal, termasuk soal tuduhan pelanggaran HAM yang sering ditujukan kepadanya.

"Selalu dibilang ini lah itu lah, mau kudeta, Dan sebagainya, ya kan? penculik, pembunuh, jadi gimana ya? Saya mau apakan?" kata Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Isu-isu HAM diakui Prabowo selalu muncul namun ia tidak terganggu dengan isu demikian. Baginya adalah hal lumrah di negara demokrasi orang punya pendapatnya sendiri.

“Kalau rakyat percaya semua tudingan-tudingan itu, ya rakyat enggak usah pilih saya, selesai kan?" lanjutnya lagi.

Isu seperti ini kata Prabowo sebenarnya sudah muncul sejak dia ikut konvensi Partai Golkar tahun 2004 lalu. Kemudian terus berlanjut saat ia maju jadi cawapres Megawati dan saat dua kali maju jadi presiden RI.

BACA JUGA:Prabowo Ngaku Kucingnya Bobby Punya 4 Saingan Baru. Najwa: Macan?

BACA JUGA:Prabowo Kena Prank di Atas Podium

Ia pun memaklumi isu itu karena resiko menjadi prajurit TNI. "Itu risiko seorang prajurit, ya kan? Itu risiko saya, banyak rekan saya, anak buah saya hilang tangan, gugur, ya itu risiko saya, saya harus hadapi," katanya lagi.

Prabowo juga menjelaskan, saat menjadi prajurit TNI ia telah telah menjalankan tugas sebaik-baiknya dan sesuai dengan sumpahnya saat pertamakali diangkat jadi anggota TNI. (dpc)









Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: