Tahun 2024, Subsidi Listrik Diusulkan Rp69,81-74,85 Triliun
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan subsidi litrik tahun 2024 mengalami kenaikan.--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan subsidi litrik tahun 2024 mengalami kenaikan.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) 2024 kementrian ESDM untuk subsidi listrik sebesar Rp69,81 - 74,85 triliun.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, usulan subsidi ini berdasarkan dengan asumsi ICP USD70 - 80/barel dan nilai tukar sebesar Rp14.700 - Rp15.300/USD.
"Usulan kebijakan subsidi listrik tahun 2024, yaitu tepat sasaran diberikan hanya kepada golongan yang berhak untuk rumah tangga diberikan kepada rumah tangga miskin dan rentan, serta mendorong pengembangan energi baru terbarukan yang lebih efisien," pungkas Arifin.
Sementara itu, selain mengusulkan subsidi listrik, kementrian ESDM juga mengusulkan besaran Indonesian Crude Price (ICP) untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024 sebesar USD70-80/barel. Besaran angka ini sama dengan tahun APBN T.A. 2023.
Selain mengusulkan besaran ICP, Menteri Arifin juga mengusulkan besaran lifting minyak dan gas bumi, volume Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji bersubsidi, volume elpiji 3 Kg, subsidi tetap minyak solar serta besaran untuk subsidi listrik masyarakat.
"Kementerian ESDM mengusulkan asumsi ICP dalam RAPBN T.A.2024 sebesar USD70-80/barel. Hal ini didasari atas realisasi rata-rata ICP sampai dengan Mei 2023 sebesar USD76,41/barel dan cenderung turun, serta berdasarkan proyeksi Polling Reuters dan Short Term Energy Outlook dari United State - Energy Information Administration - Department of Energy, harga minyak dunia tahun 2024 diperkirakan pada kisaran USD69,47 - 88,01/barel," ujar Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI siang ini di Jakarta, Senin (5/6).
Diutarakan Arifin, faktor lain yang mempengaruhi harga minyak seperti pertumbuhan ekonomi global melambat dengan inflasi tinggi di beberapa negara, OPEC+ akan melakukan kontrol pasokan minyak untuk menjaga harga di kisaran USD80/barel, pertumbuhan produksi minyak mentah Amerika Serikat, krisis geopolitik Rusia - Ukraina mengurangi ekspor minyak Rusia, surplus pasokan minyak semester I 2023 berubah menjadi defisit pada semester II 2023, dan pembukaan kembali perbatasan China.
Selain besaran ICP, Kementerian ESDM juga mengusulkan lifting minyak dan gas bumi sebesar 1.596 - 1.706 ribu barel setara minyak per hari, dengan rincian untuk lifting minyak bumi sebesar 597 - 652 ribu barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 999 - 1.054 ribu barel setara minyak per hari.
Untuk volume BBM dan LPG Bersubsidi. Volume BBM Bersubsidi diusulkan sebesar 18,73 - 18,76 juta kiloliter dan volume LPG Bersubsidi sebesar 7,80 - 7,90 juta MTon.
"Kami mengusulkan volume BBM bersubsidi dalam RAPBN T.A. 2024 sebesar 18,73 - 18,76 juta KL, yang terdiri dari minyak tanah sebesar 0,573 - 0,574 juta KL dan minyak solar sebesar 18,16 - 18,18 juta KL. Mencermati realisasi sampai dengan bulan Mei 2023 dan outlook 2023, kami mengusulkan volume LPG 3 Kg dalam RAPBN T.A. 2024 sebesar 7,80 - 7,90 juta MTon," jelas Arifin. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: