Harta Karun Warisan Belanda Bernilai Triliunan ‘Mati Suri’ di Sumbar

Harta Karun Warisan Belanda Bernilai Triliunan ‘Mati Suri’ di Sumbar

Ranah minang menyimpan harta karun warisan Belanda yang mahal-Foto: @shohibulazmirivai tangkap layar IG Wagub Sumbar @joynaldi-

PADANG, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Siapa sangka, Sumatera Barat (Sumbar) menyimpan harta karun warisan Belanda yang sangat mahal dalam bentuk jalur rel kereta api.

 

Namun sayang, sebagian besar harta karun itu kini mati suri, tak lagi beroperasi.

 

Nilai investasi rel kereta api tidaklah murah, jika dibangun dari nol, merujuk dari proyek Trans Sulawesi rute Makassar-Pare-pare yang kini sedang dikembangkan, nilainya mencapai Rp 9,2 Triliun untuk 90 kilometer.

 

Rel kereta api di Sumbar memang memiliki sejarah yang panjang. Mengutip dari situs resmi sumbarprov.go.id, kereta Api di Sumbar tertulis dimulai sejak abad ke 19.

 

Dulu, untuk membangun jalur kereta api di Sumbar, Belanda mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

 

Kereta Api merupakan proyek Tiga Serangkai Belanda di Sumbar. Pertama tambang batu bara Ombilin, kedua Jalur Kereta Api dan ketiga Pelabuhan Teluk Bayur (Emmahaven).

 

Hingga tahun 1899 Pemerintah Kolonial Belanda telah mengeluarkan investasi mencapai 35.034.000 Gulden.

 

BACA JUGA:Mahasiswa Kedokteran UNP Tidak Kuliah di Padang tapi di Kota Lahirnya FK Unand, Dingin dan Indah

 

BACA JUGA:RI Selidiki 7 Wilayah di Kalimantan yang Menyimpan Harta Karun Langka Incaran China

 

Pada Maret 1891, seorang insinyur tambang bernama Ijzerman memulai survey trayek sepanjang 300 KM jalur kereta api dari Muaro Kalaban menuju Pantai Timur yang kini kawasan Teluk Bayur.

 

Saat itu rel dibuat dalam rangka membangun jaringan lalu lintas alternatif untuk pengangkutan batubara Ombilin keluar dari Sawahlunto.

 

Proyek pembangunan rel kereta api Sumbar kemudian dibangun secara bertahap dimulai dari Pulau Air-Muaro Kalaban.

 

Bulan Juli 1891 kemudian rampung jalur rel kereta api Pulau Air-Padang Panjang selesai sepanjang 71 Kilometer.

 

Nopember 1891 rampung lagi jalur rel kereta api Padang Panjang-Bukittinggi sepanjang 19 kilometer

 

1 Juli 1892 rel Padang Panjang-Solok ikut selesai sepanjang 53 Km.

 

1 Oktober 1892 kemudian rampung secara bersamaan rel Solok- Muaro Kalaban sepanjang 23 Km dan Padang-Teluk Bayur 7 Kilometer.

 

1 januari 1894 Jalur kereta api dari Muaro Kalaban-Sawahlunto juga rampung. Rute ini menembus sebuah bukit berbatu yang kemudian bernama Lubang Kalam sepanjang hampir 1 Km (835 Meter)

 

Dalam kurun waktu 22 tahun, Belanda akhirnya berhasil menyelesaikan jalur rel kereta api di Sumbar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: