Harta Karun Warisan Belanda Bernilai Triliunan ‘Mati Suri’ di Sumbar
Ranah minang menyimpan harta karun warisan Belanda yang mahal-Foto: @shohibulazmirivai tangkap layar IG Wagub Sumbar @joynaldi-
Sumbar hingga kini memiliki jalur kereta api sepanjang hampir 300 kilometer dan 200an kilometernya mati suri, tidak berfungsi.
BACA JUGA:Ada Satu Jurusan di Unand yang Kuliahnya Tidak di Padang tapi 1,5 Jam dari Batas Jambi-Sumbar
Tak hanya untuk membawa batu bara, jalur rel kereta api ini pada zaman Belanda dulu juga digunakan untuk membawa biji kopi hasil tanam paksa Belanda dari wilayah Payakumbuh, Bukittinggi dan Pasaman menuju Padang untuk diekspor ke Eropa melalui pantai timur.
Kemudian Indonesia pun merdeka, Belanda pulang namun pertambangan batu bara di Sawahlunto masih tetap jalan, rel masih tetap digunakan.
Tahun 1986 jalur jalur ini pernah digunakan untuk membawa penumpang, namun kemudian stop pada zaman orde.
Hanya saja, menjelang tahun 2000 dengan turunnya produksi batu bara, rel yang ada pun ikut ditinggalkan.
Sebagian malah mati suri menjadi semak, besinya relnya hilang bahkan berdiri pula beberapa bangunan di atasnya.
Sebagian lainnya masih tetap beroperasi, digunakan untuk membawa penumpang wisata salah satunya rute Padang-Pariaman.
Pemerintah Provinsi Sumbar sebenarnya terus melakukan berbagai upaya bersinergi dengan PT KAI dan Kementerian Perhubungan untuk mendorong hidupnya kembali semua jalur kereta api di Sumbar.
Bahkan terakhir Menteri BUMN Erick Thohir ikut membahas hal ini, ia menjanjikan beberapa BUMN akan ikut mendorong mimpi Sumbar melakukan reaktivasi rel kereta api yang mati suri di Sumbar.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi juga menilai pengaktifan kembali jalur kereta api (KA) di Sumbar juga akan lebih efektif dan efisien dalam mengatasi kemacetan di wilayah Sumbar.
Dibanding membangun jalan baru yang butuh biaya tinggi, memanfaatkan transportasi kereta api di rel yang sudah ada katanya tentu jauh lebih efisien.
"Jalur KA di Sumbar yang belum aktif cukup panjang. Rutenya beririsan dengan jalur macet yaitu dari Padang menuju Payakumbuh. Karena itu akan menjadi solusi jika jalur itu diaktifkan lagi," katanya di Padang, Jumat (2/6).
Jalan baru katanya akan butuh izin baru lagi, lahan baru, melewati hutan, semua akan rumit, oleh karena itu reaktivasi kereta api adalah solusi yang paling memungkinkan.
Belum lagi jika jalan baru itu harus melewati hutan, akan lebih rumit dalam hal perizinan. Karena itu reaktivasi KA menjadi solusi yang lebih memungkinkan," katanya.“Kajiannya sudah ada tinggal pelaksanaan,” lanjutnya lagi.
Sementara itu Vice President PT KAI (Persero) Divisi Regional II Sumbar Sofan Hidayah menjelaskan, beberapa rute jalur kereta api Sumbar sebenarnya sudah mulai diaktifkan.
Diantaranya rute Padang-Pariaman. Rute itu juga sudah diperpanjang menjadi Pauh Lima Padang -Naras Pariaman, dan Pulau Air-Padang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: